Tahukah Anda bahwa sebuah showroom tidak harus terasa komersial dan kaku? Di Brooklyn, Dinesen menghadirkan ruang yang melampaui konsep komersial konvensional. Showroom ini dirancang sebagai hunian penuh suasana, tempat material kayu tidak hanya dipamerkan, tetapi juga dirasakan dalam konteks keseharian.



Eric Petschek


Setiap sudut ruang disusun untuk menunjukkan bagaimana kayu bekerja bersama cahaya, proporsi, dan aktivitas manusia, menciptakan pengalaman yang intim dan personal. Pengunjung tidak sekadar melihat produk, tetapi diajak membayangkan kehidupan di dalamnya. Berlokasi di kawasan Brooklyn, ruang ini menjadi perwujudan filosofi Dinesen tentang material alami yang jujur, tak lekang waktu, dan mampu membangun kedekatan emosional yang bertahan lama dengan penggunanya.


Kayu Sebagai Elemen Arsitektural Utama



Eric Petschek


Interior showroom ini dirancang oleh David Thulstrup dengan pendekatan yang sangat material sentric. Kayu ek khas Dinesen tidak hanya diaplikasikan sebagai lantai, tetapi mengalir ke dinding, tangga, hingga furnitur built in. Hasilnya adalah ruang yang terasa kohesif dan menyeluruh, seolah kayu menjadi struktur emosional dari keseluruhan interior.



Eric Petschek


Tekstur alami kayu tampil apa adanya, memperlihatkan urat, sambungan, dan ketidaksempurnaan yang justru memperkaya visual ruang. Permukaan kayu diperlakukan dengan finishing lembut agar tetap terasa hangat dan hidup, sekaligus tahan terhadap penggunaan sehari hari. Palet warna netral dan natural sengaja dipilih untuk membiarkan material berbicara dengan caranya sendiri, tanpa dekorasi berlebihan.


Baca juga Unik! Apartemen di Brasil Kenangan yang Hangat & Nyaman



Eric Petschek


Untuk mengimbangi dominasi kayu, palet warna yang digunakan cenderung lembut dan bersahaja. Dinding hadir dalam nuansa netral yang hangat, menciptakan kontras halus tanpa mengalihkan perhatian dari material utama. Pilihan warna ini membantu cahaya alami memantul dengan lembut, memperkuat atmosfer tenang yang diinginkan.



Eric Petschek


Pendekatan warna yang minim ini memungkinkan ruang beradaptasi dengan berbagai kondisi cahaya sepanjang hari. Dari pagi hingga sore, interior terasa terus berubah namun tetap konsisten. Harmoni antara kayu dan warna menciptakan suasana yang terasa dewasa, tak berlebihan, dan sangat berakar pada kualitas ruang.


Baca juga KEEP: Gerakan Baru Furnitur yang Menolak Budaya Sekali Pakai




Showroom yang Berfungsi Layaknya Hunian



Eric Petschek


Berbeda dari showroom konvensional, ruang ini diatur seperti apartemen yang benar benar dapat digunakan. Ada area duduk, ruang makan, dapur, hingga sudut baca, lengkap dengan furnitur pilihan dan pencahayaan yang dirancang untuk menciptakan suasana domestik. Pendekatan ini memungkinkan pengunjung merasakan langsung bagaimana kayu berinteraksi dengan cahaya, tekstil, dan aktivitas harian.



Eric Petschek


Showroom ini juga berfungsi sebagai ruang pertemuan dan tempat berkumpul, menjadikannya hidup dan relevan dengan konteks kota. Dinesen ingin menunjukkan bahwa produknya tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari kehidupan yang berkelanjutan. Dengan cara ini, showroom berubah menjadi medium cerita tentang material, kualitas, dan relasi manusia dengan ruang.



Eric Petschek


Lebih jauh, showroom ini juga berfungsi sebagai ruang pertemuan dan tempat berkumpul. Ia dirancang untuk menyatu dengan ritme kota, menjadi lokasi percakapan, diskusi, dan pertukaran ide. Hal ini memperkuat peran showroom sebagai ruang sosial, bukan sekadar perpanjangan brand.



Eric Petschek


Keberadaan ruang ini di Brooklyn menempatkan Dinesen dalam konteks urban yang dinamis, sekaligus menunjukkan bahwa material tradisional seperti kayu tetap relevan dalam kehidupan kota modern. Hubungan antara material, ruang, dan manusia menjadi inti dari pengalaman yang ditawarkan.


Baca juga Manfaat Kayu Gaharu dan Nilai Istimewanya



Eric Petschek


Tentunya, kehadiran showroom Dinesen di Brooklyn menegaskan bahwa desain interior terbaik lahir dari pengalaman, bukan sekadar tampilan. Melalui pendekatan hunian yang hangat dan jujur terhadap material, ruang ini memperlihatkan bagaimana kayu dapat menjadi fondasi estetika sekaligus emosional. Sebuah pengingat bahwa interior yang baik bukan hanya dilihat, tetapi dirasakan dan dijalani.


Sumber Teaser oleh Eric Petschek