Dalam karya ini, Harrison memanfaatkan material yang tidak biasa, seperti cangkang kerang quagga, pasir dari wilayah setempat, abu kayu, hingga tanaman pakis yang tumbuh di sekitar Sungai Thames. Bahan-bahan yang umumnya dianggap limbah kini ia transformasikan menjadi artefak kaca yang khas, berkarakter, dan terinspirasi sepenuhnya dari alam di sekelilingnya. Lulu Harrison mengambil inspirasi desain dari sejarah produksi kaca yang berakar pada kekayaan lokal, terutama dari era Forest Glass yang berkembang di akhir abad pertengahan di wilayah barat laut dan tengah Eropa.
“Di masa itu, proses pembuatan kaca sangat bergantung pada bahan-bahan alami dari lingkungan sekitar, seperti pasir, pohon, pakis, kayu, hingga tanah liat,” ucap Lulu Horrison.
Baca juga 6 Ide Hiasan Dinding dari Bahan Alami, Hadirkan Kesan Unik!