Ini saatnya memberikan selamat kepada dua firma arsitek asal Indonesia yang baru saja meraih penghargaan di ajang internasional Architizer A+Awards.
Kedua tim tersebut adalah SHAU Architects serta Delution yang selama ini dikenal dengan beragam prestasi mendunia yang pernah mereka raih di kompetisi desain berskala internasional.
Penghargaan apakah yang mereka raih? Simak kisah lengkapnya di bawah ini.
Dalam perhelatan Architizer A+Awards 2020, firma yang berbasis di Bandung ini meraih penghargaan Popular Choice Winners dalam kategori Institutional-Libraries bersama karya teranyarnya, yaitu Microlibrary Warak Kayu.
baca juga, shau architects menjadi finalis dezeen awards 2018
Berlokasi di Taman Kasmaran, Semarang, perpustakaan ini hadir sebagai hub bagi masyarakat sekitarnya dalam menjalani beragam program komunitas. Uniknya, seluruh bangunan 100% menggunakan kayu dan mengusung konsep rumah panggung.
Baca juga, Keren! Perpustakaan di Semarang ini 100% dari Kayu
Usai berhasil masuk dalam kategori Best House 2019 dalam Archdaily Awards, kini karya The Twin House garapan Delution kembali mendapatkan penghargaan, yaitu Popular Choice Winners dalam kategori Concepts-Plus Architecture+Living Small. Perolehan ini diraih usain persaingan ketat dengan karya Atelier DAU bertajuk Chimney House yang mendapatkan penghargaan Jury Winners dalam kategori yang sama.
Baca juga, 4 Arsitek Indonesia Ini Dapatkan Penghargaan Dunia
Dengan luas kurang lebih 73 meter persegi, hunian yang berlokasi di Cipulir, Jakarta Selatan ini mengusung konsep compact living yang menghasilkan bangunan rumah yang merespon terhadap lingkungan sekitarnya. Nama The Twins house ini berangkat dari dua massa bangunan yang berharmonisasi menjadi satu hunian dengan relasi seperi layaknya antara kakak dan adik.
Baca juga, Bingung Punya Rumah di Lahan Sempit? Simak Solusinya
Sekilas mengenai Architizer A+Awards, terdapat lebih dari 5000 karya berasal dari 100 negara yang ikut serta untuk dikurasi dalam penghargaan ini. Dalam rangka merespon isu global masa kini, maka tema The Future of Architecture menjadi acuan utama dalam penilaian karya-larya yang telah masuk. Intensi dari tema tersebut adalah guna menemukan proyek desain yang mampu mengelevasi serta mengubah masyarakat dan lingkungan bangunan untuk kebaikan generasi mendatang.
“In this new generation, we are all ‘start architects,’ and not ‘star architects.’ The playing field of architecture is getting much wider, and thanks to new technology and media, we can ask what is possible, not just what is profitable." Chris Precht, Precht Founder and A+Awards Winner
Tim juri yang ikut serta dalam penilaian kali ini di antaranya adalah Amanda Levete (Principal AL_A), Christian Benimana (Director, Africa Design Centre), David de Rothschild (explorer and climate activist), Aric Chen (kurator, Design Miami/Basel), Neri Oxman (designer and faculty, MIT Media Lab), dan masih banyak lagi.
Selain Jury Winner serta Popular Choice Winner, Architezer A+Awards turut memberikan Special Honoree Awards bagi proyek desain yang dinilai mampu menjadi acuan bagi komunitas global nantinya. Penghargaan ini diberikan kepada,
- Beijing Daxing International Airport (Zaha Hadid Architects),
- Thammasat University Urban Rooftop Farm (LANDPROCESS),
- Temporary Site of Shengli Market (LUO studio),
- Solar Carve (40 Tenth Ave) (Studio Gang),
- MuseumLab (Koning Eizenberg Architecture),
- Pingelly Recreation and Cultural Centre (iredale pedersen hook architects and Advanced Timber Concepts Studio)
Seluruh karya pemenang nantinya akan dipublikasikan pula oleh Phaidon dan diperkirakan rilis pada awal tahun 2021.
Sekali lagi, selamat untuk SHAU Architects dan Delution untuk prestasinya!
Cheers!