Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2021, Daikin Design Awards konsisten menjadi panggung bagi arsitek dan desainer interior di kawasan Asia untuk menunjukkan bagaimana desain ruang dapat berpadu dengan teknologi tata udara yang efisien dan sehat. Tahun 2025, kompetisi ini kembali digelar dengan total hadiah Rp530 juta, menegaskan komitmen penyelenggara dalam mendorong inovasi yang berdampak pada kenyamanan hunian di iklim tropis.


Formzero - Borderless House


Kategori yang dipertandingkan meliputi Finished Project, Residential, F&B, hingga Student Category, dengan fokus penilaian pada estetika, relevansi kontekstual, keberlanjutan, dan integrasi sistem penghawaan, baik alami maupun mekanikal. Panel juri tahun ini menghadirkan profesional dari dua negara: Adjunct Professor IDr Joe WH Chan, IDr Wong Pei San, dan Ar. Mun Inn Chan dari Malaysia, serta Tan Tik Lam, Alex Bayusaputro, dan Cosmas Gozali dari Indonesia, ditambah juri tamu Daniel Mananta yang memberikan penghargaan khusus.



GeTs Architects, Jakarta - The Steric Spes / M W Mario Wibowo


Dari ratusan peserta yang mengikuti kompetisi tahun ini, tiga proyek Finished Project berikut menonjol berkat kemampuan mereka mengolah konteks tropis, cahaya, material, dan sirkulasi udara secara cerdas. Menariknya, dua di antaranya, GeTs Architects dan Anima Interior, bukan pendatang baru, melainkan biro yang sebelumnya juga pernah meraih penghargaan Daikin, sehingga menunjukkan konsistensi kualitas mereka dari tahun ke tahun.


Baca juga, DAIKIN Proshop Designer Awards 2025, Total Hadiah 530 Juta!


Anima Interior - NV Residence


1st Winner: GeTs Architects, Jakarta - The Steric Spes 

The Steric Spes dirancang oleh GeTs Architects, studio yang dipimpin oleh Gerard Tambunan dan Diana Pardede, dikenal dengan eksplorasi material tropis serta permainan irama pada fasad. Memiliki bangunan yang menghadap arah barat, proyek ini merespons konteksnya melalui secondary skin. Fasadnya dibalut breeze block fiber semen berwarna cream yang berfungsi sebagai lapisan kedua pelindung sengatan matahari sore. Desain secondary skin ini sekaligus menciptakan zona peneduh yang membuat udara bergerak lebih perlahan sebelum memasuki interior.





Tata massa bangunan dirancang bertumpuk dan bergeser ke arah kanan, memungkinkan 90% sisi rumah terlepas dari bangunan tetangga untuk memperlancar aliran udara alami. Di bagian dasar, material batu alam dan baja hitam menciptakan kesan kokoh, sementara volume atas yang lebih terang tampak melayang lembut di atasnya. Permainan cahaya, material, dan udara terasa hingga ke dalam rumah. Mulai dari wooden deck di atas kolam reflektif hingga taman tropis yang menyatu dengan ruang duduk. 




Ventilasi silang bekerja melalui bukaan yang ditempatkan strategis sehingga udara panas dapat keluar dan udara segar masuk tanpa hambatan. Salah satu kekuatan utama The Steric Spes adalah bagaimana GeTs Architects mengolah sistem penghawaan mekanis agar tidak mengganggu ketenangan visual interior. Rumah ini dirancang dengan estetika yang bersih, sehingga keberadaan AC tidak tampil mencolok.




Sistem AC menggunakan Daikin VRV-HS duct-type dengan diffuser TROX yang menghasilkan aliran udara merata tanpa visual yang mengganggu. Linear grille di ceiling menyamarkan seluruh jalur ducting, sementara titik servis seperti manhole ditempatkan mengikuti pola garis ceiling agar tetap tersembunyi. Reiri centralized control memastikan pengaturan suhu berjalan otomatis dan efisien, didukung ventilasi silang dari bukaan besar setiap ruang. Dengan perpaduan ventilasi alami dan sistem VRV-HS yang bekerja ringan, Steric Spes mampu menjaga suhu stabil tanpa mengorbankan estetika. Pendekatan ini memperlihatkan bagaimana GeTs Architects memahami hubungan antara bentuk, cahaya, dan teknologi pendinginan sebagai satu kesatuan yang bernafas dan selaras.





Pendekatan pasif yang sudah diterapkan pada fasad (melalui secondary skin berpori) yang menurunkan beban panas sejak awal, sehingga AC bekerja lebih ringan dan stabil. Udara yang masuk sudah tersaring dan terteduhkan, memungkinkan sistem pendinginan mencapai kenyamanan termal tanpa konsumsi energi berlebih. Integrasi antara arsitektur dan teknologi inilah yang membuat The Steric Spes bukan hanya tampil modern, tetapi juga cerdas. Kemenangan ini juga menambah riwayat prestasi GeTs Architects, yang sebelumnya meraih Juara 1 kategori Finished Project pada Daikin Designer Awards 2023.




Juara 2: Formzero, Kuala Lumpur - Borderless House

Borderless House merupakan karya Formzero, biro arsitektur asal Kuala Lumpur yang dipimpin oleh Lee Cherng Yih dan Caleb Ong Yan Weng. Biro ini dikenal melalui pendekatan eksperimental terhadap tipologi hunian tropis serta integrasi lanskap dalam arsitektur.






Dirancang oleh Lee Cherng Yih dan Caleb Ong Yan Weng untuk pasangan lansia yang mengutamakan kedekatan dengan alam, rumah ini menggabungkan beton berpigmen khusus, bukaan kaca besar, overhang yang dalam, serta 77% area yang sengaja dibiarkan menjadi taman. Dinding beton memanjang membentuk ruang-ruang yang saling terhubung, sementara ceiling yang berlanjut dari indoor ke outdoor menghadirkan pengalaman seperti berjalan di dalam taman.




Ruang-ruangnya mengalir tanpa batas yang kaku, sementara cahaya alami masuk melalui celah-celah lebar, menciptakan suasana yang berubah lembut sepanjang hari. Dalam tipologi ini, taman bukan dirancang sebagai elemen terpisah, melainkan menjadi lanjutan langsung dari interior, membuat rumah terasa seperti sebuah lanskap kontemplatif yang bisa dinikmati dari berbagai sisi.




Kedekatan ruang dengan lanskap ini membentuk dasar koordinasi yang kuat dengan sistem tata udara Daikin. Bentuk bangunan, penempatan planter, arah bukaan, hingga posisi dinding disusun melalui studi matahari agar panas tidak masuk ke ruang utama setelah pukul 11 siang. Dengan konfigurasi ini, ventilasi alami dapat bekerja maksimal dari berbagai arah, sehingga kebutuhan pendinginan mekanis menjadi jauh lebih ringan. AC Daikin ditempatkan hanya pada area yang membutuhkan stabilitas temperatur, berfungsi sebagai pelengkap yang memastikan kenyamanan tanpa mengambil alih peran ventilasi alami.


Baca juga, Kembali Digelar, Ini Pemenang Daikin Designer Awards 2022


Daniel Mananta’s Choice: Anima Interior, Surabaya - NV Residence

NV Residence menampilkan pendekatan desain modern-klasik yang matang, Anima Interior mengutamakan ketenangan visual dan keseimbangan proporsi sebagai fondasi utama ruang. Dipimpin oleh Jessyca Aprilia Limanto, proyek ini merumuskan rumah sebagai rangkaian pengalaman yang lembut, dimulai dari permainan cahaya alami yang diarahkan melalui skylight dan bukaan besar, hingga pemakaian warna-warna netral yang memberi kesan hangat dan timeless.





Tata letak ruang disusun mengalir, meminimalkan sekat visual agar hubungan antar ruang terasa intuitif dan cair. Tangga utama dibiarkan menjadi pusat orientasi, bukan sekadar sirkulasi, melainkan elemen pemersatu yang membangun ritme ruang dari lantai ke lantai.

Material-material yang digunakan yaitu kayu bertekstur halus, batu berwarna lembut, hingga detail logam tipis dipilih untuk menciptakan suasana rumah yang elegan namun tetap akrab. Pendekatan ini memperlihatkan cara Anima memaknai kemewahan sebagai ketepatan komposisi dan ketenangan atmosfer, bukan melalui ornamen atau aksentuasi yang dominan.




Dalam hal tata udara, NV Residence memadukan ventilasi alami dengan sistem pendingin Daikin secara halus dan terintegrasi. Sirkulasi udara dirancang sebagai bagian penting dari pengalaman ruang. Bukaan strategis dan skylight memungkinkan udara segar bergerak secara natural, sementara sistem HVAC dipasang tersembunyi agar tidak mengganggu tampilan interior. Sistemnya bekerja sebagai penyeimbang suhu, bukan sebagai satu-satunya sumber kenyamanan, sehingga beban energi tetap rendah dan ruang tetap terasa ringan.




Kemenangan di tahun ini juga melanjutkan rekam prestasi Anima Interior yang pada Daikin Designer Awards 2022 meraih Juara 1 Conceptual Interior Design serta penghargaan Kimberly’s Choice, menjadikannya satu-satunya biro dengan dua penghargaan dalam satu malam.



Sumber foto: Daikin Indonesia, GeTs Architects / M W Mario Wibowo, Anima Interior, Formzero