-
Bayangkan Anda ingin membeli buku incaran Anda, kemudian pergi ke sebuah toko buku, tetapi toko buku ini tidak hanya menjadi tempat menjual dan membaca buku juga, namun juga tempat untuk berinteraksi dengan alam yang ada di depan mata. Pengalaman syahdu Itulah yang ditawarkan Xixi Goldmye Bookstore, karya arsitektur dari Atelier Wen’Arch, sebuah studio arsitek asal Tiongkok, yang berlokasi di kawasan Xixi Wetlands, Hangzhou, Tiongkok. Proyek ini menyulap sebuah gedung perkantoran yang berbentuk U dengan usia 20 tahun menjadi ruang membaca yang terbuka, lapis, dan penuh pengalaman ruang.
Awalnya, bangunan ini memberikan kesan tertutup dengan struktur terbilang cukup acak dan kurang terhubung dengan lanskap rawa di sekitarnya. Namun, tim arsitek di bawah pimpinan Shen Wen berhasil menyulapnya. Mereka merombak struktur lama hingga menyisakan kolom beton sebagai kerangka dasar, lalu menambahkan elemen baru seperti sistem struktur kayu dan ruang-ruang yang menghadap air. Hasilnya adalah pengalaman ruang yang harmonis dengan lanskap Xixi.
Perubahan Arsitektur yang Menyegarkan
Permulaan renovasi diawali dengan melepas atap dan dinding lama, kemudian memasang plafon gantung untuk menyembunyikan instalasi mekanis yang ada. Di sisi barat, sebuah deretan tiang yang baru memberikan ritme horizontal sehingga bangunan terasa memiliki flow yang lebih natural. Bahkan, jalur kendaraan lama kini diganti dengan jalur pejalan kaki dari beton yang tersusun bertingkat, menciptakan pengalaman masuk yang lebih smooth dan bervariasi.
Baca juga, Gedung TK di Kawasan Terkaya dan Tercanggih di Tiongkok
Salah satu inovasi utama adalah penerapan sistem balok ganda dari kayu pinus laminasi. Balok-balok ini dipadukan dengan kolom beton dan menjorok keluar secara terukur, menghasilkan pola ruang horizontal yang memberikan ritme senada. Selain itu, pencahayaan dan saluran udara pun menyatu ke dalam sistem kayu ini, sehingga menciptakan tampilan yang tetap bersih tanpa kehilangan fungsionalitas.
Menyatukan Ruang dengan Alam Sekitar
Dua intervensi ruang merupakan elemen yang menjadi sorotan utama dalam desain ini. Pertama, sebuah Book Tower di sudut barat daya bangunan yang menampilkan mezzanine bertingkat menyerupai menara buku. Dari atas, cahaya alami masuk dengan mudah dan menambah dinamika suasana ruang.
Baca juga, Wow, Desa di Tiongkok ini Disulap jadi Museum Seni!
Kedua, paviliun selatan yang dulunya berupa volume kaca kini diubah menjadi ruang tepi air dengan atap miring. Sebagian lantai asli dibongkar agar paviliun lebih dekat ke permukaan air. Dengan panel seng dan langit-langit berlapis cat perak, ruangan ini terasa terang sekaligus intim, menyatukan interior dengan panorama rawa yang menenangkan.
Sentuhan Tradisi dalam Bingkai Modern
Atelier Wen’Arch juga menambahkan elemen tirai atap gantung yang terinspirasi dari arsitektur Dinasti Song. Tirai atap gantung ini ini bukan sekadar pelindung dari sinar matahari, melainkan juga pemantul cahaya lembut yang masuk ke ruang baca. Hasilnya, suasana tetap intim sambil menjaga fokus pandangan ke arah lanskap.
Baca juga, Rasakan Pengalaman Menginap di Tengah Hutan Tiongkok
Tidak berhenti di situ, enam set rak buku struktural setinggi enam meter juga dirancang khusus. Rak ini bukan hanya untuk menyimpan buku, tetapi juga menjadi elemen struktural sekaligus pembatas ruang yang ringan. Dengan desain yang terbuka, rak tersebut menghadirkan pemandangan buku dengan latar belakang air, vegetasi, dan cahaya alami.
Harmoni antara Buku dan Lanskap
Xixi Goldmye Bookstore pada akhirnya bukan menjadi sekadar toko buku. Bangunan ini adalah ruang yang mempertemukan manusia, arsitektur, dan alam dalam kesatuan yang harmonis. Setiap sudutnya mengajak Anda untuk tidak hanya membaca, tetapi juga meresapi suasana yang ada di sekeliling Anda sambil berduduk santai, menikmati cahaya, mendengar gemericik air, hingga melihat siluet manusia berpadu dengan lanskap.
Baca juga, Liburan Unik di Bangunan Karya Arsitek Tiongkok Ternama
Dengan pendekatan arsitektur yang kreatif, bangunan lama ini berhasil dihidupkan kembali tanpa kehilangan identitas lingkungannya. Sebuah contoh nyata bagaimana desain dapat menciptakan ruang publik yang bukan hanya fungsional, tetapi juga menyentuh sisi emosional.
Sumber foto: Hao Chen
-