Studio lokal Anttinen Oiva Architects merancang sebuah bangunan kayu seluas 1.400 meter dengan empat lantai yang disebut Katajanokan Latituri di Helsinki. Bagunan ini difungsikan sebagai kantor pusat perusaan kehutanan sekaligus kantor pemasok kayu Stora Enso.




Terletak di distrik pasar Kauppatori tepi laut bersejarah Helsinki, Katajanokan Laituri memiliki 164 kamar dan dilengkapi dengan sebuah restoran.


Kayu menjadi bahan utama dalam pembuatan bangunan ini, di mana sebagian besar dinding, lantai, hingga furnitur terbuat dari kayu yang dimodifikasi menyesuaikan desain setiap ruang.




Tidak hanya dirancang untuk memamerkan produk studio, bangunan berbahan kayu solid ini juga bertujuan untuk meminimalisir dampak iklim dan karbon dalam siklus hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan baik.


Dilapisi dengan dua lapis fasad yang dibuat dari beberapa material, seperti kaca, batu alam, dan lamela logam putih di atas struktur kayu. Fasad ganda merupakan solusi paling tepat, mengingat tantangan arsitektur dan teknis di lingkungan maritim.


Pencahayaan menjadi salah satu hal menarik, pasalnya penampilan bangunan akan berubah dengan menyesuaikan pencahayaan di sekitarnya.






Terdapat sebuah aula di tengah bangunan yang dimahkotai langit-langit berpalang bundar membentang sepanjang tinggi bangunan dan dilengkapi jendela di atapnya. Hal ini memberikan kesan ruangan yang unik dan elegan. Aula ini menjadi ruang masuk menuju kantor dan hotel, sekaligus sebagai penghubung resto di lantai dasar. 




Bangunan ini didesain dengan menawarkan sebuah alternatif berkelanjutan dari kemewahan tradisional yang menampilkan desain interior kayu dari studio local Franz.


Dilengkapi dengan bar di rooftop yang menyajikan pemandangan lanskap kota dan pantai yang indah, menjadi tempat yang cocok untuk berkumpul sekaligus bersantai.


Menariknya, sebuah halaman kecil dihadirkan di tengah ruang dengan dilengkapi pohon birch yang akan menyambut tamu. Halaman minimalis ini dapat memberikan suasana segar setiap kali memasuki ruangan.




Teks oleh: Nisrina Zahrani
Sumber foto: Tuomas Uusheimo