Kaktus sebagai tumbuhan sukulen seringkali dijadikan tanaman hias karena alasan mudah untuk dirawat.
Tumbuhan sukulen sendiri adalah tumbuhan yang mampu menyimpan air pada batangnya. Volume air yang disimpan tumbuhan sukulen relatif besar. Simpanan ini cukup untuk membantu tumbuhan bertahan di daerah gurun yang gersang.
Kaktus secara umum membutuhkan sekitar 4-6 jam cahaya matahari setiap harinya. Jumlah cahaya matahari yang cukup akan memaksimalkan pertumbuhan dari tumbuhan kaktus.
Walaupun begitu, setiap jenis kaktus pastinya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Selain memerhatikan penempatan dari tumbuhan ini, hal lain yang penting untuk dilakukan adalah memindahkan kaktus ke berbagai tempat yang berbeda secara berkala.
Aktivitas ini penting khususnya apabila tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang kurang.
Secara ideal, intensitas penyiraman yang ideal untuk kaktus adalah satu sampai dua minggu sekali.
Tumbuhan sukulen, termasuk kaktus, akan mengalami pembusukan pada bagian akar apabila terlalu lama terendam dengan air.
Lubang pada bagian bawah pot akan berperan sebagai drainase agar tidak terbentuk genangan air yang dapat membuat akar kaktus membusuk.
Selain memiliki lubang di bagian bawahnya, bahan dasar dari pot disarankan terbuat dari tembikar atau terakota.
Pot dengan bahan dasar ini dapat menyerap dan menyalurkan sisa-sisa air yang ada pada akar dan tanah. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pembusukan pada akar kaktus.
Terdapat berbagai jenis tumbuhan kaktus dengan kebutuhan yang berbeda-beda, termasuk jenis media yang dibutuhkan.
CASA Indonesia menyarankan untuk meletakkan bebatuan pada dasar pot untuk mengurangi kelembaban pada tanah. Kemudian mencampur tanah dengan pasir.
Tanaman kaktus gemar dijadikan sebagai hiasan di luar maupun di dalam rumah karena dapat menjadi pemanis pada sudut rumah. Selain tidak memerlukan perawatan yang rumit, tanaman ini juga memiliki jenis yang sangat beragam.
Berikut beberapa jenis tanaman kaktus yang cocok untuk dijadikan tanaman hias.
Selain dikenal dengan nama kaktus Parodia, kaktus ini juga sering disapa dengan nama Ball Cactus. Alasan dibalik sapaan ini adalah bentuknya yang bulat menyerupai sebuah bola.
Kaktus Parodia adalah salah satu kaktus yang berbunga. Bunga yang dimiliki kaktus ini berwarna kuning.
Baca juga, Manfaat Tanaman Hias Lidah Mertua dan Cara Merawatnya
Haworthia Zebra memiliki bentuk yang menyerupai tumbuhan lidah buaya dengan ukuran yang jauh lebih mungil dan duri-duri yang lebih banyak.
Tumbuhan ini memiliki pertumbuhan yang sangat lambat sehingga ukuran dari tumbuhan ini cenderung mungil.
Chepalocereus senilis, atau lebih sering dikenal sebagai kaktus uban, memiliki rambut halus berwarna putih layaknya orang tua dengan ukuran yang kecil.
Walaupun tetrtutup rambut halus berwarna putih, kaktus ini tetap dipenuhi dengan duri-duri yang tajam. Kaktus ini termasuk salah satu jenis kaktus yang jarang ditemui.
Beaver-tail dalam bahasa Indonesia memiliki arti ekor dari hewan biwara. Dapat disimpulkan bahwa kaktus ini memiliki bentuk yang serupa dengan ekor dari hewan tersebut, pipih dan lebar.
Kaktus ini memiliki bunga dengan banyak variasi warna yang tumbuh pada tunas-tunas kaktus ini.
Kaktus belimbing memiliki bentuk yang tinggi dan terkadang bercabang. Bentuknya yang menyerpai kaktus yang biasa tumbuh di padang pasir menyebabkan kaktus ini juga sering disapa dengan sebutan Kaktus Koboi.
Tidak seperti tumbuhan kaktus pada umumnya, kaktus dengan nama latin Cereus peruvianus ini tidak memiliki duri sama sekali.
Sesuai dengan namanya, kaktus ini memiliki bentuk yang menyerupai bentuk centong, oval, pipih dan lebar. Jenis ini mirip dengan kaktus beaver-tail.
Kaktus ini cocok untuk dijadikan hiasan pada hunian dengan desain yang minimalis.
Tumbuhan kaktus hias juga membawa banyak manfaat bagi lingkungan sekitar tempatnya ditanam. Mulai dari membersihkan udara hingga memulihkan penyakit, berikut CASA Indonesia telah merangkum beberapa manfaat dari memelihara tumbuhan kaktus.
Penelitian dari NASA telah membuktikan bahwa tumbuhan kaktus dapat menghilangkan 87 persen senyawa organik volatil (volatile organic compound) pada udara.
Senyawa ini adalah senyawa yang sering ditemukan pada karpet, asap rokok, buku dan tinta.
Seperti yang sudah diketahui, tumbuhan menghasilkan oksigen pada siang hari sebagai hasil dari proses fotosintesis.
Kemudian pada malam hari, tumbuhan akan menghasilkan karbon dioksida.
Tumbuhan kaktus adalah salah satu tumbuhan yang selalu menghasilkan oksigen, pada siang maupun malam hari.
Hal ini pastinya akan meningkatkan kualitas pernapasan penghuni hunian yang ditanami tumbuhan kaktus.
Baca juga, 7 Hal Penting untuk Merawat Tanaman di Dalam Ruangan
Selain karena udara sekitar menjadi bersih, tumbuhan kaktus juga dapat meningkatkan retensi memori sebanyak 20 persen.
Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan University of Michigan.
Tidak hanya berhubungan dengan udara sekitar, tumbuhan kaktus juga dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dengan mencegah masuknya penyakit.
Hunian dengan tumbuhan kaktus akan menghasilkan kelembapan pada udara sekitar. Semakin banyak tumbuhan yang ada, akan semakin lembap udara yang ada.
Dengan begitu, penyakit seperti radang tenggorokan, kulit kering, bibir yang pecah-pecah dan mimisan dapat dicegah.
Apabila sudah terlanjur terjangkit penyakit, tumbuhan kaktus dapat membantu memulihkannya. Tumbuhan ini terbukti dapat mengurangi gejala flu, batuk dan sakit kepala.
Seseorang dengan tumbuhan kaktus di lingkungan sekitarnya akan memiliki tekanan darah dan denyut jantung yang lebih baik.