-
Cosmas D. Gozali
Perhelatan pameran Casa Indonesia 2018 tanpa disadari sudah berlalu selama seminggu. Namun, dibalik pameran premium living terbesar ini, siapakah yang ikut turut andil dalam perancangan dan penyelenggaraan acara ini?
Dalam dunia desain dan kreatif di Indonesia, Anda tentu familiar dengan nama Cosmas D. Gozali. Berprofesi sebagai arsitek, beliau merupakan event director dari pameran Casa Indonesia 2018. Kolaborasi antara CASA Indonesia bersama beliau kini telah berlangsung selama empat tahun sejak tahun 2015.
Mari kita mengenal lebih dekat sosok arsitek satu ini.
Cosmas D. Gozali memulai karirnya di Indonesia dengan mendirikan konsultan arsitektur bernama PT. Arya Cipta Graha pada tahun 2005 bersama rekannya. Arsitek lulusan dari Technische Universitate Wien ini mengawali karirnya sebagai arsitek di Eropa sebelum akhirnya menemukan peluang besar di dunia arsitektur dalam salah satu kunjungan liburannya ke Indonesia.
Beragam prestasi telah diraih sang arsitek ini di antaranya adalah IAI Award Winning Team pada tahun 2002 untuk Ganesha House di Ubud, Bali. Kemudian Swiss Ambassador Residence di Menteng, Jakarta Pusat yang memenangkan Building Heritage Award pada tahun 2011 dan masih banyak lagi.
Sebagai arsitek, Cosmas D. Gozali memang sudah tidak asing lagi. Namun, bagaimana dengan sosok beliau sebagai seorang seniman?
Beliau memang memiliki ketertarikan besar dengan seni dan kini mulai melebarkan sayapnya sebagai seorang seniman. Hal ini terlihat dalam partisipasi beliau dalam menampilkan karya instalasi di pameran seni baik yang diselenggarakan di Indonesia maupun di luar negeri. Melalui karya-karyanya, beliau kerap kali menyampaikan protes dan kritik akan kehidupan manusia di zaman sekarang.
Dalam The Clouds yang dipamerkan di Indonesia Contemporary Art & Design (ICAD) 2016, Pak Cosmas ingin menyampaikan betapa serakahnya umat manusia akan sumber daya alam. Ditambah dengan jumlah populasi manusia yang terus meningkat, ketamakan ini begitu nyata adanya. Dengan warna yang begitu berani dan menarik perhatian, keagresifan dari emosi dalam makna karya direpresentasikan. Langit berwarna merah cerah seolah ingin menyatakan bahwa alam telah murka dan menginginkan harmoni alam layaknya dahulu kala. Pada akhirnya, manusia dan alam diharapkan dapat memiliki keseimbangan atau selaras.
The Cloud oleh Cosmas Gozali di ICAD 2016
Karya beliau berikutnya adalah Alcantara yang ditampilkan di Local Icons 2016 di MAXXI Museum, Roma, Italia. Inspirasi utama dari karya ini adalah Candi Borobudur, sebuah tempat sakral bagi umat agama Buddha di Indonesia dalam usaha untuk mencapai posisi tertinggi dan ketenangan. Saat pengunjung memasuki Alcantara, mereka dapat menemukan ketenangan yang berasal dari harmoni dalam hidup.
Alcantara oleh Cosmas D. Gozali di Local Icons 2016
Selain berpartisipasi sebagai exhibition director pameran Casa Indonesia, Cosmas D. Gozali juga hadir dengan menampilkan karya-karya instalasinya.
Di Casa Indonesia 2016, karya beliau dapat ditemukan di area entrance dengan tajuk Underwater World, No Boundaries of Space. Ide awal dari karya ini berasal dari isu refugee yang kian banyak terjadi pada waktu itu. Instalasi ini lahir sebagai protes akan keserakahan dan kurangnya rasa empati yang menghantarkan pihak-pihak tertentu menjarah wilayah milik orang lain demi kepentingan pribadi. Dengan menggambarkan lautan melalui kumpulan karang, gagasan bahwa tiada wilayah di bumi ini yang memiliki batasan layaknya biota laut hidup yang hidup dengan harmonis.
Underwater World, No Boundaries of Space oleh Cosmas D. Gozali di Casa Indonesia 2016
Tahun berikutnya, beliau menghadirkan Capti Mente yang berarti terperangkap dalam pikiran di Casa Indonesia 2017. Topik yang diangkat dalam karya ini adalah pencarian konsep bahagia dan sempurna dalam perjalanan hidup. Guna menemukan konsep tersebut, beragam emosi dan pikiran musti dilalui yang direpresentasikan melalui wujud kepala manusia berwarna merah dan putih.
Capti Mente oleh Cosmas D. Gozali di Casa Indonesia 2017
Kedua karya yang beliau hadirkan di ICAD dan Casa Indonesia sebelumnya, juga ditampilkan di Salone del Mobile 2018 dalam paviliun Indonesia, IDentities dengan judul The Cloud dan The Coral. Kedua koleksi merupakan hasil kerjasama bersama seniman keramik, Asmudjo J. Irianto.
The Cloud - Cosmas D. Gozali dan Asmudjo J. Irianto
The Coral - Cosmas D. Gozali dan Asmudjo J. Irianto
Dalam Casa Indonesia 2018, beliau kembali berpartisipasi dengan karya The Box – Jati Diri. Nantikan kisah lengkapnya dalam edisi berikutnya majalah CASA Indonesia.
Foto dok. ateliercosmas, CASA Indonesia
-