Ajang bagi para desainer mengambangkan kreatifitasnya untuk menciptakan produk furnitur baru yang kreatif dan inovatif kini terus dihadirkan. Sebagai wadah untuk mengapresiasi bakat desainer melalui karya yang dihasilkan, American Hardwood Export Council (AHEC) mempersembahkan pameran bernuansa Discovered Singapore.




Berlokasi di Museum Desain Red Dot, Singapura, pameran ini diikuti oleh partisipan kreatif muda visioner dalam tampilan furnitur dan karya pahatan dari material kayu. Diselenggarakan pada 16-22 Mei 2024, Discovered Singapore memberi kesempatan para desainer untuk memamerkan karya terbaiknya kepada publik dan industri.




Menampilkan kolaborasi menarik mitra manufaktur global AHEC bersama para desainer yang berpartisipasi. Diinisiasi selama pandemi, kolaborasi ini memberikan kesempatan kepada desainer untuk berpikir bebas tentang pengalaman hidup dalam isolasi selama pandemi dengan refleksi dan kekuatan yang menggambarkan fungsional dan emosional dalam keseharian.




Kolaborasi yang terinspirasi dari kehidupan selama isolasi ini, menghasilkan karya yang bervariasi mulai dari furnitur seperti lemari, meja, kursi hingga karya pahatan yang spektakuler. Pameran ini mewakili kondisi dunia yang mempengaruhi kehidupan pribadi dan kreatifitas setiap desainer.

Ini dia furnitur hasil karya para desainer berbakat dalam pameran Discovered Singapore

Nong Chotipatoomwan (Thought Bubble)


Lahir dari desainer asal Bangkok, furnitur berbahan dasar kayu American Red Oak ini didesain untuk menciptakan relaksasi dengan gerakan goyang yang menjadi bagian dasar dalam kursi. Memberikan sensasi relaksasi dari gerakan berulang yang dihadirkan.


Kodai Iwamoto (Pari-Pari)


Furnitur yang diproduksi Iwamoto dari Tokyo, menggunakan teknik tradisional Jepang seperti uzukuri (memberi tekstur pada kayu dengan cara digosok). Menggunakan material kayu American Red Oak yang bertekstur kasar ini jadi eksplorasi desain dalam meja bundar yang dihadirkan.


Mew Mungnatee (Corners Lamp)


Tampilan lampu unik ini terinspirasi oleh bangunan pagoda di Bangkok. Bohlam lampu memberikan efek bayangan pada permukaan di bawahnya karena komposisi grid kayu dan sudut yang menjorok. Menggunakan material kayu American Soft Maple yang lembut untuk memaksimalkan pancaran cahayanya.


Trang Nguyen (The Roof Stool)


Koleksi bangku tumpang bertumpuk ini menyembunyikan struktur penghubung di bawahnya. Terinspirasi dari arsitektur kuil tradisional dan gaun Vietnam, menjadikan bangku unik karya Trang dari Vietnam. Memadukan tiga jenis material kayu yakni American Cherry, Red Oak, dan Maple karena memiliki warna yang berbeda. Desain dibalik kursi ini untuk menyediakan kursi tambahan yang menghasilkan komposisi indah.


Taiho Shin (Ikare)




Meja kecil yang disatukan dengan sistem sambungan yang mudah digunakan. Datang dari Korea Selatan, Taiho menerapkan konsep desain ganda untuk memberikan sistem rak yang dapat ditumpuk. Penggunaan kayu American Maple karena padatnya kayu memudahkan pembuatan sambungan tanpa mengancurkan seratnya.


Ivana Taylor (Reframe)


Berasal dari Australia, Ivana menghasilkan karya reframe dengan makna objek pahatan kontemplatif dengan refleksi dari seluruh pengalamannya saat isolasi. Ukiran-ukiran kecil yang dihadirkan menciptakan komposisi 'jalur pahatan untuk cahaya'. Menggunakan tiga jenis kayu untuk mengeksplorasi lubang material yang berbeda.


Yunhan Wang (Winding Stream)


Terinspirasi dari rumah bundar Hakka, desainer Tiongkok menciptakan meja minimalis dengan penyimpanan tersembunyi dan celah tengah yang disesuaikan dengan nampan serta cangkir. Menariknya lagi, meja ini dilengkapi dengan saluran pembuangan air untuk sisa minuman yang akan menetes ke wadah limbah di kaki meja. Menggunakan material kayu American Maple untuk menghasilkan tampilan warna terang.


Vivienne Wong (Luxta Me/Beside Me)


Karya desain dengan makna menjaga kekuatan, keintiman, dan koneksi ini dihadirkan oleh desainer Vivienne (Australia). Meja kopi yang saling berhubungan dan menampilkan bentuk gema yang saling terkait dengan kayu fungsional yang menjadi motif dekoratif dalam karya tersebut. Bahan kayu American Cherry sebagai pilihan karena butiran serta warnanya.


Tan Wie Xiang (Recollect)


Desain lemari dengan bentuk yang terinspirasi dari lokasi konstruksi di Singapura ini menciptakan motif gerigi sebagai lapisan luar kabinet yang ramping. Menghadirkan rak melengkung untuk dudukan di dalamnya, dengan cermin bulat yang menggambarkan mataharai terbenam di bawah langit. Menggunakan kombinasi material kayu American Maple dan American Red Oak.


Duncan Young (Shelter Within)


Desain rak dengan efek moire yang terinspirasi dari simbolisme sejarah kabinet sebagai teater, alas sederhana dengan dua elemen pahatan kaca yang membiaskan cahaya untuk menghasilkan efek berjalan di bawah kanopi. Hasil buatan desainer Australia ini menggunakan material kayu American Maple dalam pembuatan kabinetnya.




Sumber gambar: AHEC, Red Dot Design Museum Singapore
Teks oleh: Desvita Aulia R.