Arsitektur nusantara kembali diakui dunia. Karya arsitek Dave Orlando dan Fandy Gunawan, yaitu Masjid Nurul Yaqin di Palu, Sulawesi Tengah terpilih sebagai shortlist dalam Aga Khan Award for Architecture (AKAA) 2025. Dari 19 karya berasal dari berbagai negara yang terpilih menjadi shortlist, salah satunya adalah Masjid Nurul Yaqin yang terletak di kawasan pesisir teluk Palu, Sulawesi Tengah.



Penghargaan bergengsi yang telah berlangsung sejak 48 tahun lalu ini berfokus dalam mengidentifikasi dan encourage konsep desain yang berhasil memenuhi kebutuhan serta aspirasi kawasan dengan umat muslim dengan kehadiran yang signifikan. Proses penjuriannya mempertimbangkan arsitektur yang tak hanya penuhi kebutuhan fisik, sosial, dan ekonomi, namun juga terkait impact serta respon terhadap aspirasi kebudayaan.




Baca juga, 2 Arsitek Indonesia Terpilih Bersaing di Aga Khan Award

Desain masjid cerminkan harmoni bersama alam dan ketenangan dalam bentuk massa bangunan yang minimalis. Masjid tak hanya berperan sebagai ruang beribadah, namun juga sebagai cultural hub yang bisa dinikmati komunitas disekitarnya.



Pembangunan masjid ini diharapkan bisa menjadi penyemangat untuk bangkit kembali usai hancur akibat bencana gempa dan tsunami pada tahun 2018.


Baca juga, Tetap Sejuk! Ini Desain Masjid Cocok untuk Iklim Tropis


Bangunan terdiri dari kombinasi material yang sederhana, yaitu concrete, brick dan lantai blue terrazo berdasarkan pertimbangan perekonomian lokal yang saat itu sedang ditata kembali usai bencana alam.



Desain bangunan ciptakan impresi melayang di atas permukaan air lewat celah ruang pada kaki bangunan dan lantai teraso biru. Sehingga dari interior terlihat seakan seamless terkoneksi dengan lautan di sekitarnya.



Baca juga, Mendesain Rumah Melayang, Memang Bisa?


Masjid dikelilingi 30 pilar dan deretan bukaan ventilasi udara di bagian atas bangunan yang terbuat dari stainless steel dihiasi tulisan 99 Asmaul Husna (nama-nama baik Allah swt) yang di laser-cutting. Elemen tersebut membuat masjid miliki ruang sirkulasi udara secara alami walau tanpa kehadiran jendela dan sekaligus membuat bangunan cenderung low maintenance.





Masjid juga dikelilingi oleh kolam air dangkal yang dapat dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai ruang salat tambahan tergantung keperluan.



Celah kecil di salah satu sisi bangunan dianggap poin unik pada desain masjid. Dikarenakan sinar cahaya yang masuk lewat celah ini ciptakan ruang semu menandai mihrab (Bagian masjid menandakan arah kiblat) sekaligus tempat imam memimpin solat.




Bukan hanya Masjid Nurul Yaqin, masih ada karya anak bangsa lainnya yang masuk shortlist Aga Khan Award for Architecture 2025, yaitu microlibraries ciptaan SHAU Indonesia. Biro yang dikepalai Dalina Suryawinata dan Florian Heinzelmann ini sebelumnya juga pernah masuk dalam shortlist AKAA 2019 bersama karya Microlibrary Taman Bima.


Sumber foto: Daniel Dian Kristanto / Dave Orlando, Fandy Gunawan