Bangunan dengan desain terbuka dan transparan dapat menghidupkan kembali interaksi antar manusia yang menggunakannya, serta menghilangkan batas privasi dalam lingkungan publik.




Desain bangunan yang mementingkan nilai sosialnya ini dihadirkan oleh arsitek Jepang Riken Yamamoto. Ia menjadi peraih penghargaan The Pritzker Architecture Prize 2024 ke-53, dan menjadi arsitek Jepang ke-9 yang mendapat penghargaan bergengsi ini.




Penghargaan ini diberikan atas kualitas bakat, visi, dan komitmen yang dimiliki arsitek secara terus-menerus. Hal tersebut menghasilkan kontribusi signifikan terhadap kemanusiaan dan lingkungan melalui seni arsitektur yang dihasilkan.




Lahir di Beijing tahun 1945, Yamamoto memiliki pengalaman arsitektur pertamanya pada usia 17 tahun ketika mengunjungi Kuil Kofuku-ji Nara di Jepang. Terpesona dengan Pagoda Lima Tingkat yang melambangkan lima elemen Buddha itu.

Menginjak usia 78 tahun, Yamamoto telah menghasilkan karya-karya arsitekturnya yang dibangun selama lima dekade berlokasi di seluruh Jepang, Tiongkok, Korea, dan Swiss.




Yamamoto menggunakan perhatiannya dan substansial terhadap komunitas publik sepanjang proyek arsitekturnya. Saat mendesain sebuah rumah pribadi atau infrastruktur publik, sekolah, stasiun pemadam kebakaran, museum, selalu memberikan dimensi umum.




Mengekspresikan struktur modular dan kesederhanaan bentuk arsitekturnya. Fokus pada pertimbangan batasan antara ranah publik dan privat sebagai peluang sosial. Ia berkomitmen bahwa semua ruang dapat memberikan pertimbangan bagi seluruh komunitas, bukan hanya mereka yang menempatinya.




Oleh karena itu, transparansi dalam segi bentuk, material, dan filosofi, menjadi elemen penting dalam karya-karya Yamamoto. Elemen ini dihadirkan untuk menerapkan komitmennya dalam menumbuhkan interaksi masyarakat yang meluas ke proyek-proyek besar lainnya.




Dalam mewujudkan konsep tersebut, eksplorasi material yang digunakan sering kali dibiarkan sesuai dengan kondisi alaminya sehingga tekstur, warna, dan kualitas bawaannya terlihat menonjol. Salah satu bahan material yang menjadi ciri khas Yamamoto yaitu kaca yang reflektifnya berikan kekuatan tertentu.





Beberapa karya-karya arsitektur terpilih Yamamoto yakni Yamakawa Villa di Jepang. Hunian yang didesain dengan elemen komunal dan kolektif. Menekankan potensi ruang yang memberikan kontribusi kepada komunitas yang lebih luas.







Mendirikan organisasi HOME-FOR-ALL pada tahun 2011, bekerja sama dengan arsitek muda untuk membangun rumah komunitas di daerah bencana bagi para korban gempa bumi di Jepang Timur pada 11 Maret 2011.




Penerapan desain transparansi sebagai simbol fungsionalitas dan aksebilitas juga diterapkan di Stasiun Pemadam Kebarakan Hiroshima. Menggunakan sebagian besar partisi kaca dalam bangunannya, Yamamoto menciptakan ruang yang mendorong interaksi dan keterlibatan pengguna maupun sekadar masyarakat yang melewatinya dapat meilhat sistem kerja di pemadam kebakaran.





Yamamoto juga mendesain rumahnya sendiri sebagai Gazebo dengan bagian atap terbuka. Hal ini juga diterapkan agar Ia dapat berinteraksi dengan tetangga dari teras dan atap rumah. Yamamoto sangat aktif dalam kehidupan komunal bersama lingkungan sekitarnya.







Sepanjang karirnya, Riken Yamamoto telah mendapat berbagai penghargaan, beberapa diantaranya Japan Institute of Architects Award untuk Yokosuka Museum of Art (2010), Public Buildings Prize (2004 dan 2006), Good Design Gold Awards (2004 dan 2005), dan Japan Arts Academy Award (2001).




Sumber foto: Pritzker Architecture Prize, Tomio Ohashi
Teks oleh: Desvita Aulia R.