-
Dia.Lo.Gue ArtSpace bersama dotHub Space resmi membuka ruang kreatif baru di Bandung pada Sabtu, 29 November 2025. Kehadiran ruang ini menandai 15 tahun perjalanan Dia.Lo.Gue sekaligus menjadi langkah strategis memperluas ekosistem seni dan industri kreatif di Kota Bandung. Ruang baru ini dirancang sebagai wadah kolaboratif bagi pelaku industri kreatif lintas disiplin, mulai dari seniman, desainer, arsitek, komunitas seni, UMKM, hingga kreator independen. Lebih dari sekadar galeri, dotHub Space dan Dia.Lo.Gue ArtSpace Bandung diharapkan menjadi titik temu ide, ruang bereksperimen, serta tempat tumbuhnya jejaring kreatif yang berkelanjutan.
Peresmian dotHubPeresmian ruang kreatif ini dihadiri sejumlah tokoh seni dan desain nasional, di antaranya Sunaryo selaku Founder Selasar Sunaryo Art Space dan seniman patung kontemporer, Hermawan Tanzil pendiri LeBoYe Design dan Dia.Lo.Gue ArtSpace, Tan Tik Lam pendiri Tan Tik Lam Architect dan Local Architecture Bureau, ilustrator Hendra, serta para kolaborator dan pegiat seni lainnya. Hermawan Tanzil menyampaikan bahwa Bandung selalu memiliki posisi alami sebagai kota yang melahirkan gagasan seni dan desain. Menurutnya, pembukaan ruang baru ini bukan sekadar membuka cabang, melainkan membangun melting pot bagi para praktisi kreatif. Ia melihat kebutuhan akan ruang yang lebih terbuka, kolaboratif, dan mampu membentuk komunitas, bukan hanya menampilkan karya.
Baca juga, Flagship Store atmos, Hidupkan Budaya Sneakers Bandung

Karya di dotHub
Dimana lokasi dotHub?
Pemilihan lokasi di Bandung Timur juga menjadi keputusan strategis. Kawasan ini dinilai masih memiliki potensi besar sebagai bagian dari Kota Bandung, meski sebelumnya kerap dipersepsikan sebagai wilayah pinggiran. Kehadiran ruang kreatif ini diharapkan mampu menghidupkan dinamika seni dan budaya di area tersebut.


Kolaborasi di dotHub
Baca juga, Kolaborasi Sawdust x Edition Hadirkan Art of Stone
Siapa arsitek dotHub?
Konsep ruang dotHub Space dan Dia.Lo.Gue ArtSpace Bandung dirancang oleh Tan Tik Lam bersama tim Local Architecture Bureau. Dalam proses perancangannya, Tan Tik Lam mengambil inspirasi dari elemen grafis Gedung Sate, khususnya lengkungan dan keterkaitannya dengan ruang luar yang luas. Pola arsitektur ikonik Bandung tersebut dijadikan tolok ukur untuk menghadirkan ruang yang kontekstual sekaligus relevan dengan perkembangan kota.

Tan Tik Lam bersama tim Local Architecture Bureau perancang dotHub
Pada area luar, dotHub Space turut menghadirkan kolaborasi visual melalui mural lapangan basket yang digarap ilustrator Hendra. Ia merespons lingkungan sekitar yang masih dekat dengan alam, menerjemahkannya ke dalam palet warna dan visual yang terinspirasi dari lanskap sekitarnya. Proyek ini menjadi tantangan sekaligus pengalaman baru karena sepenuhnya hadir di ruang terbuka.

ngariung
Karya apa yang ditampilkan di dotHub?
Sebagai penanda peresmian, digelar pameran seni bertajuk Ngariung yang menampilkan 82 karya dari 69 seniman. Pameran ini menghadirkan beragam medium, mulai dari lukisan, instalasi, hingga proyeksi visual. Salah satu seniman yang terlibat, Gilang Anom Manapu Manik, menampilkan karya berjudul Subterranean Warfare yang mengangkat isu ketegangan antara algoritma dan bioritme manusia. Ia mengapresiasi atmosfer kolaboratif yang memungkinkan keberagaman karya hadir dalam satu ruang.
Baca juga, Museum Berbentuk Infinity Karya Aedas Hadir di Hangzhou

Karya-karya di dotHub
Berapa harga tiket masuk ke dotHub?
Untuk menghormati karya para seniman, galeri dotHub Space dan Dia.Lo.Gue ArtSpace Bandung akan menerapkan sistem tiket yang dapat dibeli secara daring melalui platform dotHub Space, dengan kisaran harga Rp35.000 hingga Rp50.000.

dotHub
Sumber foto: dotHub Space dan Dia.Lo.Gue ArtSpace
-




