-
Blade Runner (1982)
Tahukah Anda, dalam banyak film besar, arsitektur sering bekerja secara diam-diam. Ia tidak selalu disorot kamera atau disebut dalam dialog, namun kehadirannya membentuk atmosfer, emosi, dan bahkan arah cerita. Ruang-ruang ini dirancang dengan detail visual yang kuat, ritme yang terukur, serta karakter yang selaras dengan narasi filmnya.
Alih-alih sekadar menjadi latar, bangunan dan interior dalam film-film berikut justru berperan sebagai bahasa visual tambahan. Ia mempertegas konflik, memperdalam karakter, dan meninggalkan kesan yang sulit dilupakan. Berikut lima set film yang membuktikan bahwa arsitektur mampu mencuri perhatian tanpa harus tampil mencolok.
Siap-siap memperhatikan bagaimana arsitektur bukan hanya menjadi latar visual, melainkan elemen naratif yang meninggalkan kesan sulit dilupakan.
1. Le Mépris (1963)
Disutradarai oleh Jean-Luc Godard

Le Mépris (1963)
Dalam Le Mépris, Casa Malaparte di Capri bukan sekadar lokasi, melainkan perpanjangan dari konflik emosional para tokohnya. Garis-garis tegas, tangga monumental, serta posisi bangunan yang terisolasi di atas tebing menciptakan kesan dingin dan berjarak.

Jean Caesar
Godard memanfaatkan arsitektur modern ini sebagai metafora visual tentang hubungan yang retak. Ruang terasa luas namun kosong, indah namun tidak ramah. Di sinilah arsitektur berfungsi sebagai cermin batin, memperkuat rasa keterasingan dan kehancuran relasi manusia.
Baca juga Casa Galeria, Rumah Modern yang Menyatukan Seni & Hunian
2. Blade Runner (1982)
Disutradarai oleh Ridley Scott

Blade Runner (1982)
Ridley Scott memilih Ennis House karya Frank Lloyd Wright sebagai hunian Rick Deckard, sebuah keputusan yang memberi kedalaman visual luar biasa. Blok beton bermotif geometris, pencahayaan minim, dan interior yang terasa berat menghadirkan atmosfer muram khas dunia distopia.

Architectural Digest
Alih-alih futuristik dengan kaca dan logam, arsitektur ini justru terasa seperti peninggalan masa lalu yang bertahan di masa depan. Pilihan ini memperkuat tema film tentang ingatan, identitas, dan batas antara manusia dan replika, menjadikan ruang sebagai elemen emosional yang kuat.
3. Scarface (1983)
Disutradarai oleh Brian De Palma

Scarface (1983)
Dalam Scarface, arsitektur berbicara lantang tentang ambisi dan kekuasaan. Rumah mewah Tony Montana dengan tangga besar, interior glamor, dan skala ruang yang berlebihan merepresentasikan transformasi karakter utama.

movieloci.com
Kemewahan ini tidak pernah terasa hangat. Justru sebaliknya, ruang-ruang besar dan simetris menciptakan jarak emosional, menegaskan kesepian di balik kesuksesan. Arsitektur di sini menjadi simbol ego yang membesar, sekaligus pertanda kehancuran yang perlahan mendekat.
Baca juga 10 Film Tentang Pendakian Gunung, Seru & Menegangkan Banget!
4. Columbus (2017)
Disutradarai oleh Kogonada

Columbus (2017)
Columbus memperlakukan arsitektur modern sebagai ruang kontemplasi. Bangunan-bangunan ikonis di Columbus, Indiana, seperti North Christian Church karya Eero Saarinen, difilmkan dengan tempo lambat dan komposisi simetris.

Emily Mark
Alih-alih menjadi tontonan megah, arsitektur hadir sebagai latar refleksi personal. Setiap sudut dan garis bangunan memberi ruang bagi karakter untuk berpikir, diam, dan memahami diri mereka sendiri. Di film ini, arsitektur bekerja dengan keheningan yang penuh makna.
5. Dune: Part Two (2024)
Disutradarai oleh Denis Villeneuve

Dune: Part Two (2024)
Dalam Dune: Part Two, arsitektur berperan besar dalam membangun skala epik dan nuansa spiritual. Terinspirasi dari pendekatan monumental seperti karya Carlo Scarpa, ruang-ruang masif dengan bentuk geometris tegas dan material kasar menciptakan kesan sakral.

Tomba Brion
Arsitektur di dunia Dune tidak hanya menunjukkan kekuasaan, tetapi juga kehampaan dan takdir. Setiap bangunan terasa berat, seolah menyimpan sejarah dan konflik yang lebih besar dari manusia itu sendiri.
Baca juga Menjelajah 10 Rumah Seniman Paling Ikonis di Dunia Seni
Kelima film ini menunjukkan bahwa arsitektur tidak harus selalu mencuri perhatian secara eksplisit untuk terasa penting. Dalam diam, ia membentuk atmosfer, memperdalam karakter, dan menguatkan narasi. Ketika ruang dirancang dan dipilih dengan kesadaran artistik, film pun berubah menjadi pengalaman spasial, di mana dinding, cahaya, dan skala ruang ikut berbicara.
Sumber Teaser oleh Blade Runner (1982)
-




