Di jantung kota Kyoto, Jepang, Studio Aluc mengambil langkah berani dan penuh hormat terhadap warisan arsitektur lokal. Dalam proyek mereka baru-baru ini, tim arsitek merestorasi sebuah townhouse tradisional Kyoto atau “machiya” menjadi akomodasi modern dan fungsional. Proyek ini bukan hanya soal menjaga sisa-sisa masa lalu, tetapi tentang menciptakan gaya desain rumah yang menyatukan elemen tradisional dan kontemporer dengan harmonis.


Sejarah dan Karakter Machiya


Kenta Hasegawa


Machiya adalah jenis rumah tradisional Jepang yang sangat khas di kota Kyoto. Karakteristik umumnya meliputi struktur kayu, lantai tanah (doma), serta tampilan panjang dan sempit yang dikenal sebagai “eel-bed” karena frontage kecil namun memanjang ke dalam. Struktur batin machiya sering dipenuhi dengan ruangan linear yang diatur sepanjang lahan rumah, serta adanya taman dalam (tsuboniwa) yang memberi cahaya dan ventilasi alami.


Dalam proyek ini, Studio Aluc mempertahankan banyak elemen asli machiya. Mereka menjaga rangka kayu, pintu geser tradisional (shoji), serta lantai tanah di area pintu masuk, sambil memperkenalkan sentuhan modern seperti pencahayaan LED di lantai dan kamar mandi kaca dengan pandangan ke taman dalam (courtyard).


Baca juga Kamakura House, Desain Rumah Jepang Modern


Desain Ulang dan Adaptasi untuk Kehidupan Modern


Kenta Hasegawa


Salah satu tantangan terbesar dalam merestorasi machiya adalah bagaimana menghadirkan fungsi modern tanpa mengorbankan identitas arsitektur tradisional. Studio Aluc menanggapi tantangan ini dengan pendekatan cermat. Mereka menghubungkan dua bagian bangunan yang dulunya terpisah (sayap timur dan barat) melalui atap baru yang menyatukan struktur lama sambil menghargai perbedaan zaman bangunan.


Selain itu, tim arsitek menambahkan ramp untuk aksesibilitas dan sistem pencahayaan modern agar bangunan dapat digunakan sebagai akomodasi wisata. Model renovasi ini mengubah townhouse lama menjadi tempat menginap kontemporer, namun tetap mempertahankan esensi machiya sebagai rumah kayu tradisional.


Material finishing di interior dikerjakan secara teliti. Studio Aluc menggunakan kayu hangat, batu dengan tekstur lembut, serta cahaya alami yang masuk lembut dari taman dalam. Semua ini menciptakan suasana yang tenang, intim, dan sangat humanis.


Baca juga Staycation dengan Arsitektur Indah di Jepang Karya Nendo


Hubungan Antara Tradisi dan Inovasi


Kenta Hasegawa


Proyek ini adalah contoh kuat dari bagaimana jenis desain rumah tradisional bisa dihidupkan kembali dengan visi kontemporer. Alih-alih menyembunyikan jejak renovasi masa lalu, Studio Aluc sengaja menonjolkan titik-temu antara carpentry dari berbagai era. Mereka menyatakan bahwa “puing-puing crafts dari masa berbeda yang bertemu memperlihatkan keindahan unik dan pesona tersendiri.”




Dengan demikian, renovasi ini bukan sekadar memperbaiki bangunan lama, melainkan menciptakan narasi visual yang menghargai waktu dan sejarah. Bagian-bagian kayu tua, sambungan tradisional, dan elemen lain dari arsitektur lama dibiarkan terlihat, sebagai bagian dari identitas visual baru.


Baca juga Rumah Mungil Jepang, Atapnya Terinspirasi dari Origami


Fungsi dan Pengalaman Pengguna


Kenta Hasegawa


Setelah direnovasi, machiya ini tidak lagi menjadi rumah tinggal biasa. Bangunan telah diubah fungsinya menjadi sebuah penginapan, di mana para tamu dapat merasakan pengalaman tinggal di machiya otentik dengan kenyamanan modern. Area taman dalam (tsuboniwa) yang tersembunyi menjadi titik fokus visual dan penerangan alami, menciptakan pengalaman ruang yang sangat berbeda dengan akomodasi modern biasa.


Dengan pintu geser tradisional dan koridor yang dalam, ada rasa “menyusuri waktu” saat berada di dalam struktur ini. Penempatan kaca transparan di beberapa area, misalnya di kamar mandi, menambah koneksi antara dalam dan luar tanpa menghapus karakter tradisional.


Keberlanjutan dan Konservasi Arsitektur


Kenta Hasegawa


Proyek ini juga memiliki dimensi keberlanjutan yang signifikan. Dengan merestorasi machiya yang sudah ada, alih-alih membongkar dan mengganti dengan bangunan baru, Studio Aluc membantu mengurangi limbah konstruksi dan menjaga warisan arsitektural. Pendekatan adaptif ini mencerminkan tipe desain rumah yang tidak hanya estetis tetapi juga ekonomis dan berkelanjutan.


Selain itu, penggunaan bahan lokal dan teknik tradisional seperti kayu dan struktur rangka lama menegaskan komitmen terhadap pelestarian budaya. Desain baru ini tidak mengabaikan masa lalu, melainkan mengintegrasikan elemen-elemen tradisional dalam sebuah konteks modern yang relevan.


Transformasi townhouse tradisional Kyoto oleh Studio Aluc adalah contoh inspiratif dari kolaborasi antara tradisi dan modernitas. Melalui renovasi machiya yang menghargai kerangka kayu lama, bukaan sliding dan taman dalam, mereka menciptakan sebuah jenis desain rumah yang bukan hanya estetik tetapi juga berfungsi sebagai akomodasi modern. Proyek ini memperlihatkan bagaimana tipe desain rumah heritage dapat dihidupkan kembali dengan harmoni dan kedalaman, sebuah pelajaran bahwa arsitektur masa lalu tetap relevan dan dapat berkembang dalam konteks masa kini.


Sumber Teaser: Kenta Hasegawa