Sebuah karya seni rupa memiliki nilai yang cukup unik. Harganya tidak hanya ditentukan oleh apa yang ada di atas kanvasnya saja. Terdapat nuansa yang lebih dalam dari itu, ia bisa mencerminkan perjalanan sejarah, reputasi dari seorang seniman, kelangkaan sebuah karya, hingga dinamika pasar seni global. Jadi sebuah karya lukis memiliki nilai yang lebih dalam lagi. Terdapat berbagai macam jenis karya lukis, salah satunya adalah lukisan abstrak termahal. Sekarang ketika Anda mendengar istilah lukisan abstrak termahal, mungkin sekilas terlintas beberapa pertanyaan di benak, apa yang membuat goresan dan warna yang ada di atas kanvas bisa bernilai ratusan juta dolar? Jawabannya terletak pada kombinasi estetika, sejarah, serta mekanisme ekonomi yang kompleks.
Berikut adalah beberapa karya seni abstrak yang memegang rekor harga fantastis di dunia, sekaligus alasan mengapa nilai mereka terus meroket.
1. Interchange oleh Willem de Kooning: USD 300 Juta
Salah satu ikon terbesar dalam dunia seni abstrak adalah lukisan karya Willem de Kooning yang berjudul Interchange (1955). Karya ini dianggap merepresentasikan puncak era Ekspresionisme Abstrak berkat gayanya yang ekspresif dan sapuan kuas yang berani. Interchange berpindah tangan pemilik dalam penjualan privat pada tahun 2015 silam, harga jual yang dicapai? Sekitar USD 300 juta atau Rp 4,9 triliun, harganya yang sangat meroket menjadikannya salah satu karya seni abstrak termahal di dunia. Tidak hanya itu, karya ini dipandang sebagai simbol transisi seni pasca Perang Dunia II, ketika Amerika Serikat mulai mendominasi panggung seni global.
2. Number 17A oleh Jackson Pollock: USD 200 Juta
Jackson Pollock dikenal dengan teknik melukisnya yang revolusioner, yaitu drip painting. Sebuah teknik melukis ketika seniman mencipratkan atau meneteskan cat ke atas kanvas, bukan mengaplikasikannya dengan kuas secara tradisional. Salah satu karyanya termahsyurnya, Number 17A (1948), berhasil mencetak angka USD 200 juta atau Rp 3,2 triliun dalam sebuah transaksi seni bersejarah. Lukisan ini lebih dari sekadar perpaduan cat warna yang menetes secara acak saja, melainkan merupakan refleksi dari energi, kebebasanm, dan cerminan batin Pollock tuangkan di atas kanvas. Nilai-nilai emosional dan energi inilah yang membuat karya yang tampaknya seperti goresan warna secara acak, memiliki nilai yang dalam baik secara estetis maupun ekonomi. Saat Anda melihatnya dengan sekilas, mungkin sulit memahami secara langsung, namun ketika Anda menelisik lebih dalam, terkandung nilai emosional dan sejarahnya jauh melampaui sekadar tampilan visual.
Baca juga, Penuh Ekspresi, Ini 6 Lukisan Aliran Ekspresionis Populer!
3. No. 6 (Violet, Green and Red) oleh Mark Rothko: USD 186 Juta
Karya-karya Mark Rothko dikenal dengan gayanya yang minimalis namun memiliki kedalaman tersendiri, dapat dilihat dari bidang-bidang warna luas dipertemukan dengan kehalusan gradasi warna. Lukisan No. 6 (Violet, Green and Red) (1951) is no different, lukisan teranyar ini berhasil dijual dengan harga USD 186 juta atau Rp 3 triliun pada tahun 2014 silam. Untuk para kolektor seni, karya Rothko lebih dari sekadar lukisan di atas kanvas, tetapi sebuah pengalaman spiritual tersendiri. Warna yang ia gunakan menghadirkan keheningan dan kontemplasi, sehingga tak heran jika karyanya menjadi incaran para kolektor papan atas.
Baca juga, Keindahan Nyata! 6 Contoh Lukisan Naturalisme yang Memukau
4. No. 5, 1948 oleh Jackson Pollock: USD 140 Juta
Selain karyanya yang berjudul Number 17A, Pollock pun juga menorehkan sejarah lewat karya teranyar lainnya, yaitu No. 5, 1948. Lukisan ini dijual pada tahun 2006 dengan harga sekitar USD 140 juta atau Rp 2,3 triliun. Harga fantastis ini sempat memecahkan rekor dunia pada masanya. Karya yang satu ini seringkali dianggap sebagai puncak eksperimen seni Pollock berkatpola dan teknik drip yang lebih padat dan kompleks. Nilai tinggi yang melekat bukan hanya soal estetikanya, melainkan juga karena perannya dalam mendefinisikan seni modern abad ke-20.
5. Orange, Red, Yellow oleh Mark Rothko: USD 86,9 Juta
Melalui lukisan Orange, Red, Yellow (1961), Rothko kembali menunjukkan tajinya. Ini dapat dilihat dari lukisan dengan gradasi warna hangat yang terjual dengan harga sebesar USD 86,9 juta atau Rp 1,4 triliun pada 2012. Penggunaan warna-warna yang ada cukup sederhana namun memiliki kedalaman emosional tersendiri, sehingga menjadikan karya ini salah satu favorit para kolektor yang menginginkan suasana dramatis dan kontemplatif dalam ruang pribadi mereka.
Baca juga, 7 Contoh Lukisan Realisme Kegiatan Masyarakat Bali
6. White Center (Yellow, Pink and Lavender on Rose) oleh Mark Rothko: USD 72,8 Juta
Bertemunya warna pastel yang lembut dan soothing hadir dalam karya Rothko lainnya yang berjudul White Center (1950). Karya lukis ini terjual seharga USD 72,8 juta atau Rp 1,1 triliun, terjualnya lukisan ini dengan harga yang begitu tinggi semakin menekankan keberadaan Rothko sebagai salah satu tokoh sentral dalam pasar seni abstrak global.
Membicarakan lukisan abstrak termahal berarti membicarakan lebih dari sekadar angka. Karya-karya seperti Interchange, Number 17A, atau Orange, Red, Yellow merepresentasikan perjalanan panjang seni modern, dari eksperimen bebas hingga simbol status sosial. Bagi Anda yang tertarik dengan seni, karya-karya ini bisa menjadi inspirasi untuk memahami bagaimana warna dan bentuk sederhana mampu menyampaikan kedalaman emosi serta sejarah yang kaya.
Baca juga, 4 Lukisan Abstrak Wajah Sedih untuk Sentuhan Melankolis
At the end of the day, harga fantastis dalam sebuah karya hanyalah salah satu aspek. Yang lebih penting adalah bagaimana seni ini berbicara kepada Anda secara emosional, memberikan makna, rasa takjub, atau bahkan pertanyaan tentang nilai keindahan itu sendiri.