Jakarta menjadi destinasi pertama Xu Bing dalam menyelenggarakan pameran tunggalnya di Asia Tenggara. Pameran yang bertajuk Xu Bing: Thought and Method ini merupakan pameran terbesar dalam karir Xu Bing.
Xu Bing lahir dan besar di Chongqing, Tiongkok. Perupa lulusan Central Academy of Fine Arts (CAFA) Beijing tahun 1981 ini pernah berpartisipasi sebagai relawan pemuda yang turun ke daerah pedesaan pada masa Revolusi Kebudayaan Tiongkok tahun 1970-an. Pengalaman tersebut telah menyadarkan dirinya tentang bagaimana bahasa digunakan sebagai alat politik.
Pengalaman Xu Bing ketika bermigrasi ke New York pada tahun 1990-an turut mempengaruhi dirinya dalam proses berkarya. Mulanya ia mencoba mengeksplorasi dimensi budaya, bahasa, dan sistem pengetahuan tradisional. Semenjak dirinya bermigrasi ke New York, ia mulai memadukan elemen budaya barat dan elemen budaya Tiongkok pada karyanya.
baca juga: terbaru! ruang seni anak yang seru di museum macan
Nama Xu Bing semakin dikenal dunia ketika dirinya membahas isu yang merefleksikan kehidupan kontemporer seperti globalisasi, tindakan memata-matai, dan berbagai problem industri. Dirinya membahas isu-isu tersebut tidak secara lisan, namun dengan merepresentasikannya dalam bentuk karya.
“Untuk menjadi perupa yang baik, seseorang mesti menjadi pemikir yang baik. Tetapi, jika perupa tersebut hanya memiliki pemikiran atau filosofi yang baik, ia dapat menjadi filsuf yang hebat, namun namanya tidak akan pernah tercatat dalam sejarah dunia seni. Karena itu, seorang perupa mesti mempunyai sebuah cara artistik untuk mempresentasikan idenya, sebuah metode yang lepas dari konsep budaya yang normatif.” Ujar Xu Bing dalam siaran persnya.
Pameran Xu Bing: Thought and Method diselenggarakan di Museum MACAN pada tanggal 31 Agustus 2019 - 12 Januari 2020. Pameran ini merupakan hasil kerja sama antara UCCA Center for Contemporary Art dan Museum MACAN.
Baca juga: Museum MACAN:Tempat Terbaik di Dunia versi Majalah Time