Awal pelesir CASA Indonesia ke Pulau Bali diwarnai bermacam rasa penasaran terhadap perkembangan industri hospitality yang ada di sana. Hospitality dan dunia desain memang bersinergi dalam upaya menarik kunjungan wisatawan. Apalagi ditunjang dengan media sosial yang lebih ‘dipercaya’ masyarakat sebagai public relations dunia pariwisata saat ini. Meski destinasi wisata di Indonesia kini sudah tersebar luas dari penghujung barat sampai timur, tetapi Bali tetap merajai peringkat teratas.
Balquisse Heritage Hotel merupakan salah satu penginapan di Pulau Dewata yang menyajikan estetika desain. Letaknya yang berlokasi di kawasan Jimbaran tergolong tenang, berbeda seperti pusat wisata seperti Kuta atau Legian. Memasuki jalan setapak kecil, pengunjung akan disambut dengan sebuah foyer dan greetings area yang bersahabat. Dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai, setiap tamu akan disambut oleh petugas hotel dan check in di area resepsionis.
Memandang kompleks Balquisse Heritage Hotel dari foyer yang dinamakan The Stone Temple Doorway, suasana nyaman merengkuh kehadiran siapa saja yang datang. Dengan struktur lansekap yang unik, tampak restoran Asam Garam dan pool lounge berbatasan dengan kolam renang. Keunikan kian menyeruak saat detail interior bergaya Maroko menyembul di setiap elemen ruang. Dengan kapasitas hanya 10 kamar, Balquisse Heritage Hotel memang menawarkan sensasi pelesir yang berbeda. Interiornya digarap oleh desainer sekaligus pemilik hotel, Zohra Boukhari.
Desainer berdarah Maroko ini telah menetap di Bali selama lebih dari 20 tahun. Kecintaannya pada kultur Dewata membawanya pada intuisi berkarya yang merebah unik di Balquisse Heritage Hotel. Setiap kamarnya didesain apik seakan membawa tamu merasakan ambience layaknya hunian tradisional di kota Marrakesh. Padanan interior ruang yang menggabungkan kultur Bali dan Maroko merebah dalam buaian seni. Bagi Zohra Boukhari, Balquisse Heritage Hotel adalah kanvas kreasi yang tidak habis ia eksplorasi.
Ia mengakui bila hotel yang telah dikembangkannya telah berulang kali mengalami perombakan. Dedikasi Zohra Boukhari melalui idealisme desain memang tersirat jelas dimulai dari restoran Asam Garam yang berlokasi di bagian depan hotel. Restoran semi terbuka yang banyak memakai material kayu tersebut menawarkan keintiman saat menikmati kuliner andalannya seperti Archipelago Rijsstafel. Aplikasi furnitur, meja bar, dan rak dibuat senada dengan sentuhan kayu bergaya vintage. Paras Maroko juga tampak pada pemakaian ragam lampu gantung dengan ciri garis geometris dan kaca berwarna-warni.
Semilir angin Pantai Jimbaran berhembus di antara kursi, bale, dan coffee table dalam rupa furnitur tradisional Indonesia. Sebuah chandelier antik dibiarkan menggantung rendah membiaskan aura romansa pada area pool lounge di tepi dua kolam renang. Ini merupakan satu bagian menarik dari Balquisse Heritage Hotel di mana dua kolam renang berbeda dipisahkan pagar tanaman untuk menjaga privasi para tamu yang menginap.
Terdapat tig tipe kamar di Balquisse Heritage Hotel yaitu Superior, Deluxe, dan Family Room. Zohra Boukhari memang menginginkan aksen yang beragam di setiap kamar untuk menghantar para tamu larut dalam interaksi antara ruang dengan manusia. Tetapi benang merah yang terasa dari keseluruhan kamar di Balquisse Heritage Hotel adalah elaborasi pada gaya klasik yang tidak lekang oleh waktu.
Di sudut hotel, pengunjung dapat merasakan relaksasi di The Henna Spa. Dalam senandung musik klasik yang kerap mengalun sebagai backsound di Balquisse Heritage Hotel, romantisme Bali memang begitu kental terasa. Lokasinya yang terbilang premium membuat hotel ini kerap menjadi pilihan turis asing untuk menginap saat berlibur. Seperangkat perlengkapan vakansi pantai juga disiapkan di setiap kamar berupa handuk, tas pantai rajut, topi, hingga sandal. Because the smell of salty water in the hot summer air stings your body in a way that makes you feel refreshed…
Foto: Prastia Putra