Di tengah tren desain yang semakin sadar lingkungan, muncul kebutuhan akan pendekatan yang lebih jujur, alami, dan bertanggung jawab. Tak sekadar memikirkan bentuk dan fungsi, para desainer kini mulai mempertanyakan dari mana material berasal, bagaimana ia diproses, hingga dampaknya terhadap bumi dalam jangka panjang. Di sinilah peran desain berkelanjutan menjadi relevan untuk kita menengok ke masa lalu demi menciptakan masa depan yang lebih selaras dengan alam.
Menemukan inspirasi dari alam dan tradisi leluhur, pendiri Earth to People Jordan dan Brittany Weller menghidupkan kembali tradisi kuno berusia lebih dari 45.000 tahun dengan menggunakan getah pohon sebagai lem alami dalam pembuatan furnitur. Tak hanya menawarkan keindahan secara visual, tapi juga menjadi bentuk nyata dari komitmen terhadap desain yang menghargai alam dan nilai-nilai tradisi.
Baca juga Sofa Terinspirasi dari Alam, ala Jean Nouvel
Melalui koleksi perdananya yang berjudul Salvage & Sap, studio asal Catskills ini mempersembahkan rangkaian furnitur handmade yang sepenuhnya bebas dari lem sintetis. Setiap elemen dirakit secara cermat menggunakan kayu cedar daur ulang dan aluminium hasil daur ulang, disatukan dengan getah pinus alami dan pasak kayu. Pasak kayu yang dipahat dari sisa potongan menggantikan pengikat modern, pohon tumbang akibat angin dipanen alih-alih ditebang, dan logam bekas dimanfaatkan kembali dari pada menggunakan material baru.
Baca juga 5 Meja TV Kayu Jati Minimalis Modern Paling Stylish!
kombinasi material dan teknik tradisional ini melahirkan karya yang tak hanya 100% alami, tapi juga memancarkan kesan hangat dan membumi, menjadikannya pilihan ideal bagi pecinta desain yang peduli akan lingkungan.
lampu lantai bergaya plint dengan sentuhan akhir hasil gosokan tangan ini terbuat dari potongan aluminium bekas yang didaur ulang.
baca juga 7 kesalahan umum dalam membersihkan furnitur kayu
Satu hal yang pasti, perjalanan Earth to People membuktikan bahwa kembali ke akar bisa menghasilkan sesuatu yang tak hanya bertanggung jawab terhadap alam, tapi juga penuh daya tarik visual. Sebab dalam lanskap desain masa kini, keindahan saja belum cukup perlu menyentuh, menginspirasi, dan membawa makna.