Tidak seperti gereja pada umumnya, gereja ini menerapkan layout melingkar dengan seating area duduk yang menyerupai amphitheater.






Terletak di Gyeonggi-do, Korea Selatan Gereja yang dikenal dengan Light of Life Church ini memadukan arsitektur dengan suasana yang mendalam.




Dirancang oleh Shinslab Architecture dan IISAC, gereja ini bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga ruang yang menyatu sempurna dengan alam sekitarnya.


Baca Juga: Gaya Tradisional, Gereja Ini Bersinergi Dengan Alam


Bangunan ini menjadi bagian dari proyek desa yang didedikasikan untuk pensiunan misionaris, diprakarsai oleh komunitas Protestan dan Presbiterian Gereja Grace Nam Seoul.




Interior gereja dirancang dengan keindahan dan makna spiritual yang mendalam. Struktur utama ruang ibadah berbentuk lingkaran, melambangkan kesetaraan umat di hadapan Tuhan. Lingkaran ini menciptakan suasana komunitas tanpa hierarki, memberikan pengalaman ibadah yang inklusif.




Di tengah ruangan, berdiri sebuah salib aluminium tipis yang tertanam di genangan air. Simbol ini melambangkan perjalanan spiritual, dari peristiwa penting dalam Alkitab seperti pembelahan Laut Merah hingga makna baptisan yang suci.




eksterior gereja menggunakan material seperti kaca dan polikarbonat yang memantulkan lingkungan sekitar. desain ini tidak hanya mengurangi kesan masif pada bangunan tetapi juga menciptakan efek visual yang harmonis dengan alam.




selain itu, posisi bangunan dirancang untuk memaksimalkan pencahayaan alami, memberikan permainan cahaya yang memperkuat suasana spiritual di dalamnya.






Atap gereja berbentuk kubah setengah bola yang terinspirasi dari arsitektur klasik seperti Pantheon di Roma.




Kubah ini melambangkan dunia dan kesempurnaan Ilahi, sesuai dengan narasi Alkitab tentang cakrawala surgawi. Permukaan kubah dibentuk oleh ujung batang cedar merah Siberia yang dipotong dan ditata tegak lurus seperti pepohonan di hutan.




Sebanyak 834 batang kayu dengan ukuran unik ini menciptakan efek visual dan spiritual yang mendalam, seolah-olah setiap batang kayu menceritakan kisah kebangkitan.




Struktur kubah yang kompleks ini didukung oleh jaringan baja yang kokoh dengan batang kayu digantung di setiap sudutnya. Cahaya alami menembus melalui celah-celah struktur, lalu diwarnai oleh kayu cedar, menciptakan suasana yang hangat dan penuh kedamaian.




Baca Juga: 5 Gereja di Jakarta Dengan Gaya Arsitektur Khas Eropa


Kubah ini ditutupi oleh piramida kaca independen, yang semakin memperkaya pencahayaan di dalam ruang ibadah.




The Light of Life Church menjadi karya arsitektur yang menggugah emosi dan menghubungkan pengunjung dengan spiritualitas yang mendalam. Melalui kombinasi elemen desain, cahaya, dan material alami, gereja ini menjadi simbol keselarasan antara manusia, alam, dan yang Ilahi.




Desainnya mengundang setiap pengunjung untuk merenung, berdoa, dan merasakan kehadiran yang suci di tengah-tengah dunia yang sibuk.


Sumber Foto: Jin Hyo-Sook dan Lee Dong-Hwan
Teks Oleh: Asnaura