Setiap desa memiliki keindahan alam dan budaya masing-masing. Keindahan alam pada suatu desa menjadi ciri khas tersendiri untuk dikenal masyarakat luas. Tidak disangka, salah satu desa terindah di dunia datang dari Indonesia, yaitu Desa Wae Rebo.




Berada di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Desa Wae Rebo menjadi desa terindah kedua di dunia pada tahun 2024 setelah Desa Rothenburg Ob Der Tauber di Jerman. Hal tersebut didapat dari hasil lembaga survei internasional, The Spectator Index.




Dijadikan sebagai sebuah destinasi wisata, Desa Wae Rebo menyuguhkan keindahan alam pengunungan dan hutan tropis berikan kesan takjub para wisatawan yang datang. Terletak di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut, desa ini hanya dihuni oleh 1.200 jiwa. Desa ini dikenal dengan ikon tujuh rumah adat berbentuk kerucut yang jadi daya tarik tersendiri untuk didatangi.




Keberhasilan Desa Wae Rebo menjadi desa terindah kedua di dunia didukung oleh konsep pengembangan wisata di Nusa Tenggara Timur yang berkelanjutan melalui Community Based Tourism. Konsep pengembangan destinasi wisata tersebut dapat meningkatkan pariwisata Indonesia untuk dikenal secara global dan meningkatkan pariwisata pada masa yang akan datang.




Desain rumah adat yang berbentuk kerucut dalam Desa Wae Rebo dikenal sebagai rumah kerucut Mbaru Niang. Kini bangunan adat kerucut unik tersebut menjadi identitas khas Desa Wae Rebo yang banyak menarik perhatian para wisatawan. Bangunan ini bahkan sempat raih penghargaan UNESCO.




Dirancang oleh arsitek lokal Yori Antar, mendedikasikan bangunan adat ini untuk melestarikan kembali rumah-rumah tradisional Indonesia. Ia membangun kembali dan mendirikan Rumah Asuh di Desa Wae Rebo yang sebelumnya rusak karena usang. Yori juga merupakan sosok penting di balik pembangunan wisata Labuan Bajo yang sempat menjadi tempat pertemuan KTT Asean ke-42.






Pada 27 Agustus 2012, Rumah Mbaru Niang meraih penghargaan Top Award of Excellence dari UNESCO Asia-Pasific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation. Desa Wae Rebo juga menjadi salah satu desa wisata terbaik yang masuk dalam 50 besar Ajang Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar oleh Kemenparekraf RI.




Rumah yang seluruh bagiannya tertutup oleh ilalang lontar ini, hingga kini hanya dilestarikan oleh penduduk asli Desa Wae Rebo. Memiliki lima tingkatan dengan nama tingkat serta tujuan yang berbeda-beda.




Tingkat pertama memiliki nama lutur atau tenda yang digunakan untuk tempat tinggal keluarga besar. Tingkat kedua disebut lobo atau loteng untuk tempat penyimpanan barang. Pada tingkat ketiga dengan sebutan lentar dijadikan sebagai penyimpanan benih untuk panen.




Tingkat keempat bernama lempa rae sebagai penyimpanan persediaan makanan saat cuaca berangin. Sedangkan tingkat kelima disebut hekang kode menjadi tempat paling suci karena digunakan sebagai tempat persembahan leluhur.





Sumber gambar: Instagram/waerebo.official, Yori Antar, Nawa Jamil, Toga Pandjaitan
Teks oleh: Desvita Aulia R.