-
Tembok rumah yang retak memang sering kali dianggap sepele, apalagi jika retaknya hanya tipis atau terlihat di sudut-sudut saja. Namun, jika dibiarkan terlalu lama, retakan kecil bisa berkembang menjadi kerusakan yang lebih serius dan berdampak pada kekokohan bangunan secara keseluruhan. Banyak orang mengira bahwa retak pada dinding adalah hal wajar seiring waktu, padahal ada banyak faktor penyebab yang sebenarnya bisa dicegah sejak awal pembangunan. Nah, supaya tidak bingung dan bisa mengantisipasi lebih dini, berikut beberapa penyebab umum tembok rumah mudah retak yang perlu kamu ketahui.
Baca juga: Ide Desain Ruang Tamu Tanpa Sofa, Tetap Nyaman & Fungsional
Rizky Panuntun
1. Struktur Fondasi yang Kurang Kuat
Fondasi adalah dasar utama sebuah bangunan. Jika fondasi dibuat secara asal-asalan, tidak sesuai standar teknik konstruksi atau menggunakan bahan berkualitas rendah dapat meningkatkan risiko tembok retak. Salah satu tanda fondasi bermasalah adalah munculnya retakan miring atau melebar pada tembok. Ini bisa terjadi karena tanah di bawah fondasi bergerak atau menurun, sehingga tembok ikut bergeser dan mengalami tekanan yang tidak merata.
2. Kualitas Material yang Digunakan Kurang Baik
Pemilihan material bangunan sangat menentukan kekuatan struktur, termasuk tembok. Jika semen, pasir, atau batu bata yang digunakan berkualitas rendah, maka daya rekatnya pun lemah. Tembok jadi lebih mudah retak, terutama saat terkena perubahan cuaca atau beban tambahan. Misalnya, pasir yang terlalu halus atau banyak mengandung tanah bisa membuat adukan tidak padat dan cepat retak setelah kering.
3. Penurunan Tanah
Penyebab lain tembok rumah mudah retak adalah penurunan tanah di bawah fondasi. Ini terjadi ketika tanah tidak dipadatkan dengan baik sebelum pembangunan atau ketika jenis tanahnya kurang bagus, seperti tanah bekas urugan atau tanah berlempung. Akibatnya, fondasi rumah ikut bergeser seiring turunnya tanah dan menimbulkan tekanan pada struktur bangunan, termasuk tembok.
4. Perubahan Suhu dan Cuaca yang Ekstrem
Faktor lingkungan juga punya peran besar. Perubahan suhu yang ekstrem, misalnya saat musim kemarau yang sangat panas lalu tiba-tiba hujan deras dapat menyebabkan muai susut pada material tembok. Proses pemuaian dan penyusutan ini membuat dinding mengalami tekanan dari dalam, sehingga timbul retakan.
Baca juga: Menarik! Ketahui 5 Tren Desain Interior di Tahun 2025
5. Kelembapan atau Rembesan Air
Dinding yang sering terkena rembesan air, entah dari atap bocor atau saluran air yang bocor di dalam tembok, akan mengalami penurunan daya tahan. Kelembapan tinggi bisa membuat material mengembang dan lama-lama kehilangan kekuatan ikatannya. Ini tidak hanya membuat tembok retak, tapi juga bisa menyebabkan jamur dan mengelupasnya cat tembok.
Teks oleh: Firyal Tiara
Foto teaser: Chasseur de Couleurs
-