Terletak di ujung jalan buntu, rumah ciptaan arsitek Estúdio Artigas ini dirancang bergaya minimalis tanpa pagar depan rumah yang memperlihatkan taman sederhana. Desain seperti ini membuat rumah dengan lahan seluas 180 meter persegi ini terlihat segar dan lapang.

Keinginan terbesar pemilik rumah terhadap landed house ini adalah dapat menikmati cahaya alami dan udara bersih serta hunian yang dapat tumbuh bersama penghuni yang mengakomodasi perkembangan kehidupan nantinya di masa mendatang.



Baca juga, Rumah Tumbuh ini Jadi Solusi Jitu di Lahan Terbatas


Arsitek menerjemahkan keinginan tersebut menjadi rumah bergaya minimalis yang seolah mampu bernapas sendiri. Ruang dalam dan luar dirancang saling berinteraksi harmonis sehingga menciptakan hunian yang terlihat lapang dan terang.



Elemen baru yang diaplikasikan arsitek saat merenovasi rumah adalah menerapkan material kayu pada struktur dan sealing baik pada ruang internal maupun eksternal. Struktur kayu dirancang terekspos ciptakan garis-garis ruang yang secara manis bersanding dengan permukaan putih pada rumah.



Garasi mobil di sisi kiri rumah kini disulap menjadi entrance berupa taman indoor dengan sebaris deretan tanaman hijau dalam ruang berstruktur kayu terbuat dari kayu garapeira. Ruang ini terlihat terang berkat bukaan dengan kerangka aluminium dilapisi permukaan tembus cahaya terbuat dari alveolar polycarbonate.



Baca juga, 7 Tips Memaksimalkan Natural Light Di Rumah, Terang & Hemat!


Dari entrance, terlihat tangga di ujung ruangan yang merupakan akses menuju kamar tidur di lantai dua. Usai melangkah ke lantai dua, terdapat kombinasi permukaan lantai menggunakan solid garapeira wood dan perforated metal sheet yang membuat penghuni dapat melihat taman di lantai bawah sekaligus berfungsi sebagai celah sirkulasi udara.



Dalam master bedroom, ruang terasa lebih tinggi berkat mengekspos ceiling yang turut berikan sentuhan desain yang homey karena memperlihatkan struktur segitiga kayu solid.



Pada interior lantai satu, rumah ini terbagi atas dua ruang, yaitu dapur dan ruang keluarga. Penerapan bukaan sliding door floor-to-ceiling pada ruang keluarga memungkinkan penghuni untuk berinteraksi erat dengan taman asri di belakang rumah. Interior rumah terdiri dari kombinasi furnitur minimalis dengan beragam pilihan warna dark earth tone yang berikan kesan informal membuat nyaman saat berkumpul di ruang ini.






Terletak berseberangan dari ruang keluarga dan terpisah dari bangunan utama, hadir sebuah annex berkonsep semi outdoor yang digunakan sebagai ruang makan ketika ingin menikmati suasana berbeda ditemani suasana tenang di taman. Bangunan ini menggunakan masonry dan exposed reinforced concrete yang tahan hadapi beragam situasi cuaca.




Baca juga, 12 inspirasi taman rumah minimalis di lahan kecil


Sebuah taman turut dihadirkan pula pada area atap annex yang tak hanya berfungsi menjadi sumber udara bersih di rumah, namun juga menjadi pemandangan indah saat dilihat dari kamar tidur di lantai dua.



Secara keseluruhan, rumah minimalis ini mengadaptasi layout rumah yang sederhana minim partisi dengan interior yang didominasi oleh warna putih. Kayu menjadi aksen secara visual serta struktur baru pada rumah dan hunian ini juga terlihat lapang serta terang berkat material polycarbonate berpermukaan yang dapat ditembus cahaya pada hampir di seluruh bukaan di rumah.



Teks oleh Dwi Sari
Sumber foto: Pedro Kok / Estúdio Artigas