MASS Design Group, sebuah studio arsitektur berbasis di Kigali, Rwanda, merancang Institute for Conservation Agriculture (RICA) dengan fokus pada bahan lokal dan alami yang rendah karbon. 


Proyek ini dirancang sebagai model penggunaan lahan dan konstruksi berkelanjutan untuk melindungi, serta memulihkan ekologi lokal. RICA juga masuk dalam nominasi kategori proyek pendidikan dan bangunan berkelanjutan di Dezeen Awards 2024.


Terletak di desa Gashora, Rwanda, kampus ini meliputi perumahan mahasiswa berbentuk angka delapan yang dibangun dari tanah padat dan blok tanah yang berasal dari bahan lokal. 


Universitas ini beroperasi di luar jaringan listrik dan memiliki beragam ruang pendidikan, termasuk bangunan dengan atap zig-zag.




RICA menggabungkan arsitektur inovatif, bahan berkelanjutan, dan sistem tenaga mandiri untuk menciptakan standar baru dalam pengelolaan lingkungan.


Kampus ini dirancang sebagai ekosistem keanekaragaman hayati, memulihkan spesies asli, dan menggunakan teknologi seperti pendinginan pasif, serta bahan lokal seperti tanah padat dan kayu.


MASS Design Group


Di seluruh kampus, dindingnya dibuat dari tanah lokal yang dicampur dengan semen rendah karbon untuk ketahanan terhadap gempa. 




Atapnya menggunakan kayu lunak lokal dan genteng terakota yang dibakar dengan sekam kopi bekas. Fondasi bangunan memanfaatkan batu dari tambang lokal untuk mengurangi kebutuhan beton.




Sebagai bagian dari proyek ini, hutan sabana dan lahan basah papirus di sekitar lokasi dilestarikan, sementara spesies asli, seperti burung bangau mahkota abu-abu, diperkenalkan kembali. 


Bangunan kampus memanfaatkan ventilasi pasif dan pencahayaan alami dengan suhu yang dikendalikan oleh massa termal. 




Listrik dipasok oleh panel surya, sementara air dan limbah dikelola melalui sistem filtrasi, pompa danau, dan irigasi yang berkelanjutan.


MASS Design Group menargetkan RICA menjadi positif-iklim pada tahun 2040, mengurangi lebih banyak karbon dioksida dari atmosfer daripada yang dihasilkan.



Teks oleh: Nisrina Zahrani
Sumber foto: Iwan Baan