Lampu dengan sentuhan pahatan, material berkilau, dan warna merah tua menjadi ciri khas BAO City di London. Restoran ini juga dilengkapi ruang karaoke yang terinspirasi dari suasana bar wiski dan karaoke klasik di Taipei, New York, dan Tokyo.


Studio desain internal BAO London, Maths, menciptakan suasana hangat dengan panel kayu yang intim, terinspirasi dari lokasi restoran di kawasan City of London. Untuk menghadirkan nuansa yang sesuai dengan desain, interior restoran dilapisi kayu ceri mengilap, berpadu dengan kayu kenari gelap pada sebuah kursi panjang.




Bar karaoke dan wiski yang telah dipelajari menggunakan material dengan presisi, menghadirkan perpaduan sempurna antara kesan mewah dan santai, ceria tanpa terlihat berlebihan, dan elegan tanpa terasa dingin."


Maths menggunakan kuarsa putih untuk meja rendah restoran dan kayu oak hitam berlapis pernis untuk meja tinggi. Furnitur di ruangan ini dilapisi kulit merah dan putih, menciptakan suasana yang menarik. Di atas bilik-bilik, lampu hias melengkung menambah detail artistik sekaligus memberikan kesan intim. Suhu dan pencahayaan lampu dapat diatur sepanjang hari untuk menciptakan atmosfer yang sesuai.




Area makan utamanya lebih besar dibandingkan dengan lokasi lain. Mereka ingin ruang ini terasa imersif, tapi tetap menghadirkan nuansa sinematik yang dramatis sesuai dengan papan suasana yang dibuat. Lampu hias besar menjadi elemen penting sejak awal desain, di mana mereka mengeksplorasi bentuk lampu dan bagaimana itu memengaruhi pengalaman bersantap.


Lampu hias dipasang di atas area kursi untuk memberikan kesan tertutup dan lengkungannya menambahkan kelembutan pada ruangan. Sentuhan warna merah mendominasi BAO City. Kursi-kursi dilapisi kulit merah, sementara dindingnya dicat merah tua.




Warna-warna ini diharapkan membawa energi ceria ke dalam ruangan. Warna merah yang dipilih memiliki dua gradasi, yaitu merah tua pada dinding dan merah primer pada rak wiski.


Di kedua sisi ruang utama, studio ini menambahkan bar karaoke, sesuai dengan konsep restoran yang juga merupakan lokasi karaoke televisi (KTV) andalan BAO. Dua ruang karaoke ini diberi nama Taipei dan New York, terinspirasi oleh film bertema kesepian.


Menurut BAO sendiri, konsep kesepian sangat fleksibel. Ini tentang refleksi diri, kelambatan, dan skala. Momen-momen dalam film yang menjadi inspirasi dipilih dari karya para pembuat film yang ahli dalam menciptakan suasana tersebut.




Ruang Taipei yang lebih besar terinspirasi dari film Taipei Story (1985) karya sutradara Edward Yang. Ada satu adegan dalam film itu di mana dua tokoh utama berdiri di bawah papan reklame Fujifilm lama. Bayangan mereka terlihat kecil dibandingkan ukuran papan reklame yang besar tersebut.




Berusaha untuk menghidupkan kembali momen tersebut dengan memasang layar LED besar di ruangan, bekerja sama dengan seniman Taiwan, Lee Yung Chih dan Yi Xuan Lu untuk menciptakan papan iklan BAO khusus untuk ruangan ini.




Di sisi lain, ruang karaoke di New York terinspirasi dari film Wall Street karya sutradara Oliver Stone, sebagai penghormatan pada desain distrik keuangan. Ini adalah interpretasi yang unik dari ruang rapat era 80-an, di mana panel lampu di langit-langit menyinari ruangan dengan warna merah saat diaktifkan dalam mode karaoke.


Desain BAO City dirancang agar setiap pengunjung bisa melihat ruang karaoke sekilas saat berkunjung. Tamu yang datang untuk makan malam akan melihat ruang KTV dan mungkin merasa penasaran. Terdapat juga jendela buram yang menghadap ruang New York dengan pantulan lampu merah dari layar papan reklame di ruang Taipe yang dibuat untuk memancing rasa ingin tahu tamu.




Teks oleh: Nisrina Zahrani
Sumber foto: Ollie Tomlinson