Bayangkan Anda sedang belajar memasakan hidangan khas Thailand, harumnya bumbu-bumbu dan aktivitas yang menyenangkan memenuhi ruangan. Untuk melengkapinya, Anda juga disuguhkan dengan pemandangan sawah yang mengelilingi Anda, inilah yang ditawarkan The Bull di Zabb e Lee. Karya terbaru Chiangmai Life Architects, studio arsitek yang berbasis di Thailand, merupakan paviliun bambu yang terletak di pinggiran Chiang Mai, Thailand. Dibangun untuk Zabb e Lee, sebuah sekolah memasak tradisional yang didirikan oleh pasangan muda Thailand. Nuansa bangunan ini menyatukan dunia kuliner, arsitektur, dan keindahan alami yang melebur menjadi satu.






Ini merupakan proyek ketiga hasil kolaborasi antara Chiangmai Life Architects dan Zabb e Lee Cooking School, membuktikan adanya sebuah kolaborasi yang saling mengindahkan satu sama lain. Dua bangunan bambu ‘sala’ sebelumnya mendapatkan sambutan hangat, dan The Bull hadir untuk membawa pengalaman yang lebih unik lagi.




Lokasi yang Menantang, Solusi yang Kreatif




Paviliun ini terletak di sudut sempit lahan, diapit oleh pohon besar di satu sisi dan kolam kecil di sisi lain. Meski pembangunannya terkesan sulit, sang arsitek justru melihatnya sebagai peluang. Mereka merancang area bangunan dengan berbentuk huruf U yang membungkus tepi area dengan rapi, memanfaatkan ruang tanpa menghalangi pemandangan sawah di sekitarnya.


Baca juga, Ini yang Dimaksud Karya Instalasi, Beserta Ciri & Contohnya!




Dari proses desain yang mengikuti lengkungan alami lokasi, maka terciptalah bentuk khas menyerupai kepala banteng, lengkap dengan “tanduk” yang menjulang sebagai pintu masuk utama. Bentuk ini yang berkorelasi dengan nama arsitektur dari bangunan ini, yaitu The Bull.


Tata Ruang yang Mengalir






Baca juga, Botanic Pavilion di Chengdu EXPO Punya Desain Sangat Unik




Bagian dalam The Bull dirancang untuk mendukung tiga tahap utama pengalaman di sekolah memasak ini, yaitu persiapan bahan, proses memasak, dan kemudian makan bersama. Aktivitas ini terbagi dalam tiga ruang berbeda namun saling terhubung, semua berada di bawah atap melengkung yang berkesinambungan. Rangka bambu yang diikat membentuk lengkungan-lengkungan indah yang bertemu di puncak, menciptakan interior berkubah dengan irama dan kesan ringan.


Sejuk, Terbuka, dan Nyaman




Metode konstruksi yang digunakan pada proyek ini memungkinkan ruangan untuk memiliki ruang “bernapas”. Hasilnya adalah lingkungan yang lapang dan terbuka, jauh lebih luas dari yang terlihat dari luar. Sirkulasi udara alami dan pemandangan sawah yang membingkai jendela-jendela alami membuat suasana menjadi tenang, sehingga para peserta bisa fokus belajar dan menikmati prosesnya.


Harmoni Material dan Lingkungan




Baca juga, Bersantai di Paviliun Penuh Warna di Tengah Kota


Bambu mentah yang menjadi ciri khas Chiangmai Life Architects memberikan kehangatan visual sekaligus karakter yang menghubungkan bangunan dengan tradisi setempat. Siang hari, warna pucat dan bentuk melengkungnya berpadu lembut dengan lanskap sawah. Saat malam, pencahayaan lembut memunculkan tekstur dan detail struktur, menjadikannya pusat perhatian yang bersinar tenang di tengah lanskap.




Baca juga, Paviliun the Arte: Pengalaman Unik Minum Teh di Tengah Kota


The Bull di Zabb e Lee bukan sekadar paviliun, melainkan simbol dari perpaduan antara kreativitas desain, kekayaan kuliner, dan penghormatan pada alam. Di sini, anda tidak hanya belajar memasak, tetapi juga merasakan pengalaman ruang yang dirancang dengan jiwa.



Sumber foto: Chiangmai Life Architects