Bagi Anda yang sedang dalam proses perancangan rumah atau baru mau memulai, artikel ini sangat menarik untuk Anda baca karena penting untuk memilih gaya desain rumah yang tepat. Selain itu, CASA Indonesia juga berbagi tips menggunakan jasa seorang arsitek.
Mencari referensi desain rumah idaman di internet begitu mudah dan banyak ditemukan, terutama melalui website dan majalah CASA Indonesia. Namun terkadang Anda kesulitan menemukan apa yang Anda butuhkan dan inginkan. Untuk itu, konsultasikan dengan desainer interior atau arsitek rumah.
Saat merancang sebuah rumah, menurut Anda seberapa penting peranan seorang arsitek? Apakah sekadar membuat gambar kerja dan mengawasi proses pembangunan bersama kontraktor? Arsitek memegang peran paling penting dalam sebuah perancangan, begitu pula suara dan selera sang penghuni. Hunian di kawasan Pasar Minggu ini memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara klien dengan sang arsitek begitu harmonis dan saling mendukung.
Nyatanya kenyamanan memiliki sebuah rumah didukung oleh banyak hal. Tak hanya bagaimana tampilan desain interior atau arsitekturnya, namun proses perancangan awal bersama sang arsitek. Rubi Roesli selaku principal dari Biroe adalah arsitek dari hunian bergaya American Classic ini. Desain Interior rumah ini merupakan pilihan yang sangat personal dari pemiliknya.
“Menurut saya, manusia selalu menjadi unsur terpenting dalam mendesain sebuah hunian, kemudian bagaimana mewujudkan mimpi mereka ke dalam sebuah tapak yang selalu memiliki kondisi yang berbeda yang harus kita tanggapi dengan bijak.”
Baca juga, 12 Daftar Pertanyaan untuk Arsitek saat Membangun Rumah
Maka jangan ragu untuk berdiskusi dengan sang arsitek karena ilmu yang mereka miliki akan membantu Anda dalam memilih gaya desain yang tepat dan cara mengimplementasikan di lahan Anda. Namun tips dari CASA Indonesia, beri kebebasan juga bagi arsitek atau desainer untuk berkarya agar rumah terasa semakin nyaman dan efisien.
Gaya desain di luar negeri yang dilihat dari social media memang bisa diterapkan di Indonesia, namun perlu adanya adaptasi. Apapun gaya desain yang dipilih tetap harus merespon iklim tropis di areanya, terutama Indonesia dengan curah hujan yang tinggi.
Atap rumah harus memiliki kemiringan yang cukup untuk mengurangi kemungkinan kebocoran dari debit hujan Indonesia yang tinggi. Atap juga perlu memiliki teritis yang cukup lebar agar bisa melindungi dinding luar bangunan. Salah satu solusinya adalah menggunakan material seperti papan bermotif kayu berbahan cellulose fiber (serat semen) yang tahan air dan jendela aluminium.
Hunian ini menggunakan gaya desain American Classic yang menjadi pilihan dari sang penghuni. Detail fasadnya merupakan salah satu desain yang menarik perhatian. Sang arsitek, Biroe, menggunakan cellulose fiber. Secara visual, material terlihat seperti papan kayu, padahal bagian dalamnya tetap menggunakan dinding bata biasa.
Desain fasad dan cantiknya bebungaan di depan rumah mengantarkan kesan nyaman tersendiri saat menatapi hunian ini. “Seperti rumah-rumah bergaya American berukuran medium dan bertingkat dua pada umumnya, pintu masuk utama memiliki foyer yang membagi area yang juga langsung berhadapan dengan tangga,” papar Rubi yang membuat CASA Indonesia langsung membayangkan rumah-rumah di film Holywood.
Baca juga, 16 Macam Arsitektur Rumah Paling Populer dan Sejarahnya
Di hunian ini, area depan digunakan untuk ruang santai sambil menikmati taman depan. Area ini dilengkapi oleh pintu sliding kaca untuk memberi kesan ruang yang lebih privat saat ditutup. Di lantai dua terdapat kamar utama dengan kamar mandi dalam dan tangga menuju walk in closet di attic di atas kamar. Kamar utama diletakan di area belakang rumah menghadap taman samping dan belakang untuk privasi dan memiliki balkon kecil.
Sang penghuni sangat senang berada di rumah sehingga rumah harus nyaman untuk mereka tinggal dan berkegiatan bersama keluarga. Berkat bukaan besar di ruang keluarga ke area taman, penghuni bisa menikmati jarak pandang yang luas walaupun tetap berada di dalam bangunan.
Dapur terbuka yang menyatu dengan ruang keluarga membuat suasana lebih menyatu dan kegiatan keluarga dapat dilakukan dalam satu ruangan. “Untuk privasi, mereka dapat naik ke atas di kamar masing-masing.”
Baca juga, 9 Arsitek dan Desainer Indonesia Sukses di Luar Negeri
Posisi bukaan rumah perlu dicermati dengan baik. Minimalisir posisi rumah yang menghadap ke arah Timur dan Barat agar dapat menjaga suhu udara di dalam rumah. Bukaan cahaya di setiap ruangan (termasuk jendela loteng di kamar utama) cukup sehingga meminimalkan atau meniadakan pencahayaan tambahan di siang hari.
mayoritas, bukaan di kamar tidur menghadap ke arah utara dan selatan sehingga mengurangi masuknya sinar matahari langsung ke dalam ruang. biroe juga menggunakan peredam panas yang dipasang di bawah atap untuk mengurangi panas dalam ruang. selain itu, penting untuk merancang bukaan udara ke dalam dan ke luar rumah sehingga sirkulasi udara natural dapat melewati seluruh ruangan, terutama pada ruang-ruang bersama.
Ceiling fan diletakan pada posisi untuk membantu sirkulasi udara natural melalui dalam rumah. Kehadiran AC memang tetap menjadi kebutuhan yang penting walaupun frekuensi penggunaannya cenderung jarang. Maka dari itu, Biroe menyediakan pintu lipat kaca yang dapat ditutup bila ingin menggunakan pendingin ruangan pada waktu-waktu lain.
Idenya membangun mini house dengan kebutuhan pembangunan yang cepat dan sesuai anggaran. Kontras dengan rumah intinya tetapi memberikan nuansa menarik di halaman rumah.
“Bangunan tambahan ini dibuat untuk anak laki-laki yang paling besar, agar dia memiliki ruang privasi sendiri dan dapat belajar hidup mandiri sejak remaja. Daripada menambahkan ruangan pada rumah yang sudah ada, pemilik rumah memikirkan membangun paviliun di halaman samping dari sana kemudian penggunaan container didiskusikan,” jelas Rubi Roesli.
Ruang atas container digunakan untuk ruang tidur dan belajar. Ruang bawah digunakan untuk kamar mandi, dapur kecil, area TV dan Gaming. Posisi container ini sengaja diletakan di bawah pohon tinggi yang sangat rindang untuk mengurangi panas. Bangunannya diberi bukaan ventilasi silang dan peredam panas pada dindingnya.
Bangunan masih dapat dinikmati tanpa pendingin ruangan pada situasi cuaca yang normal, tapi saat panas melebihi rata-rata bangunan tersebut dapat menggunakan pendingin ruangan.