Mendengar kata seni, seringkali terasa eksklusif dan hanya diminati oleh kalangan tertentu saja. Pemikiran inilah yang ingin Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) perbarui dengan mengundang partisipasi publik dalam mengekspresikan emosi dirinya lewat berkarya seni. Dengan demikian semua orang bisa menjadi seorang seniman dan seni pun bisa dinikmati oleh berbagai kalangan publik secara luas.
Visi inilah yang memprakarsai open call pertama oleh Selasar Sunaryo Art Space yang berlangsung selama 28 hari dan berhasil mengumpulkan 1.244 karya dalam berbagai bentuk dan medium. Setelah itu, 5 panelis yang terdiri dari Arin Dwihartanto Sunaryo, Ay Tjoe Christine, Heru Hikayat, Sunaryo, dan Syagini Ratna Wulan bersama-sama mengkurasi karya-karya tersebut dengan lebih dari 350 karya dipamerkan dalam pameran berjudul Senang Bersamamu.
Dibuka untuk publik sejak 11 Mei hingga 27 Juli 2025, pameran ini tak hanya menghadirkan karya seni hasil pengumpulan saat open call, namun juga memamerkan karya perupa ahli. Peserta pameran tak hanya dari pulau Jawa, ada pula yang berasal dari Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga luar negeri.
“Kita ingin seni itu bukan menjadi sesuatu yang eksklusif. Kita ingin mendekatkan seni kepada masyarakat dengan semua kalangan juga bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan di Selasar Sunaryo Art Space. Mulai dari anak kecil, para profesional, hobbyist, dan juga para senior. Program ini semoga memberi motivasi buat semua orang untuk bisa berkarya, bertemu, berkumpul, dan berdiskusi bersama-sama di art space ini” - Arin Dwihartanto Sunaryo, Direktur Selasar Sunaryo Art Space
baca juga, seniman indonesia membuat karya seni seluas 3.300 m2
bersamaan dengan pembukaan pameran senang bersamamu, selasar sunaryo art space juga merayakan kolaborasi bersama paragon corp lewat selebrasi peresmian nama baru bale tonggoh yang kini diberi nama bale paragon. tak hanya di bale paragon, pameran juga hadir di ruang sayap dan ruang b.
Terinspirasi dari Summer Exhibition oleh Royal Academy of Arts yang telah berlangsung sejak 1769, karya seni turut disusun ramai memenuhi permukaan display tanpa kategori khusus. Tipe display seperti salon style ini kombinasikan karya dalam berbagai ukuran untuk ciptakan pengalaman visual penuh warna.
Tanpa membedakan usia, latar belakang, pengalaman artistik, serta termasuk pula 77 perupa ahli yang diundang oleh galeri seni, semua berkumpul bersama tampilkan karya seni dalam ajang pameran ini. Seni diharapkan menjadi media untuk ceritakan beragam emosi yang dirasakan tiap individu dan temani proses eksplorasi diri dalam meraih pribadi yang lebih baik. Maka dari itu, kata senang dalam nama pameran tidak harus memiliki satu arti saja, namun bisa memiliki banyak makna.
Baca juga, 5 Seni Instalasi Publik Memukau, Ada dari Indonesia!
Sebelum pameran dimulai, SSAS mengajak publik secara online untuk submit kreasi tiap orang akan desain huruf pada pameran. Setelah itu, kreasi-kreasi tersebut disatukan menjadi logo yang digunakan pada pameran. Hal ini gambarkan semangat untuk merangkul beragam ekspresi seni.
Tak hanya itu saja, program ini juga hadir selama pameran berupa workshop sederhana. Pengunjung dapat menggambar langsung pada pola huruf yang disediakan menciptakan interpretasi masing-masing akan bentuk huruf untuk nama pameran.
Baca juga, Seru! Bermain di Museum Seni & Desain Kontemporer untuk Anak