Pengomposan bisa menjadi salah satu cara paling sederhana dan paling berdampak untuk mengurangi sampah rumah tangga, sekaligus menyuburkan tanah secara alami. Setiap harinya, setiap rumah tangga akan membuang sisa sayuran, ampas kopi, kulit buah, dan masih banyak lagi sampah organik lainnya yang dapat diubah menjadi kompos alami. Artikel ini akan membahas secara detail tentang cara membuat kompos dari sampah dapur di rumah, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga bermanfaat untuk kesuburan tanaman.
Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, salah satu tren baru yang semakin populer adalah membuat kompos sendiri dari sampah dapur di rumah. Kebiasaan ini bisa menjadi langkah nyata untuk berkontribusi dalam upaya mengurangi limbah rumah tangga, dengan mengubahnya menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi kesuburan tanaman. Secara keseluruhan, ini adalah tren gaya hidup berkelanjutan yang bisa Anda coba mulai terapkan di rumah.
Pengomposan adalah proses alami penguraian bahan-bahan organik menjadi kompos, bahan kaya nutrisi yang bisa digunakan sebagai pupuk tanaman. Mikroorganisme dan cacing membantu menguraikan sisa sampah dapur, lalu mengubahnya menjadi bahan penuh dengan nutrisi yang bisa meningkatkan kesehatan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman yang subur.
Saat membuat kompos dari sampah dapur, penting untuk mengetahui apa saja jenis sampah yang boleh diubah menjadi kompos organik, antara lain:
Ini adalah langkah pertama sebelum memulai proses pembuatan kompos dari sampah dapur. Menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia, ada beberapa metode pengomposan yang bisa Anda pilih:
Metode ini cocok untuk Anda yang memiliki halaman belakang yang cukup luas. Caranya, gali dan buat lubang sedalam satu meter, dengan lebar dan panjang yang disesuaikan. Masukkan dan tumpukkan bahan-bahan yang kaya nitrogen (seperti sampah sisa dapur) dengan bahan-bahan kaya karbon (seperti jerami dan daun kering) secara berlapis-lapis ke dalam lubang tersebut. Tutup lubang dengan lapisan tanah atau serpihan kayu untuk mengurangi baunya dan serangga.
Tumpukan tadi perlu dibalik beberapa kali pada interval waktu tertentu, karena tumpukan membutuhkan masuknya oksigen (O2) secara berkala dalam prosesnya. Sebagai awal, proses pembalikan tumpukan pertama dapat dilakukan setelah 15 hari pertama. Kemudian, pembalikan tumpukan kedua dapat dilakukan 15 hari berikutnya setelah pembalikan pertama. Dan, pembalikan ketiga dapat dilakukan 1 bulan berikutnya setelah pembalikan kedua.
Proses ini biasanya memakan waktu sekitar 2–3 bulan dan menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang baik untuk pertanian organik.
Metode heap adalah teknik pengomposan sederhana yang dilakukan dengan menumpuk bahan-bahan secara langsung di atas tanah tanpa menggunakan wadah atau lubang khusus. Bahan-bahan seperti sisa dapur, daun kering, dan rumput, disusun membentuk gundukan (heap) dan biarkan membusuk secara alami. Berikan peneduh untuk melindungi dari air hujan. Sama halnya dengan metode indore, tumpukan bahan kompos juga perlu di balik secara berkala untuk mempercepat proses penguraiannya dan mencegah bau.
Ini adalah metode pengomposan sampah rumah tangga yang mudah dan ramah lingkungan. Metode takakura mengandalkan fermentasi untuk mengurai sampah, menghasilkan kompos secara cepat, mudah, dan tidak berbau. Proses pengomposan ini dilakukan dalam wadah berventilasi (bisa gunakan keranjang plastik biasa yang sudah dilubangi) yang sudah dilapisi kardus bekas, lalu masukkan sampah dapur yang dipotong-potong kecil terlebih dahulu supaya lebih cepat hancur. Kemudian, tambahkan gabah dan biang kompos EM4.
Metode ini ramah lingkungan, tidak berbau, dan hasilnya dapat digunakan dalam waktu 1–2 minggu, sehingga cocok diterapkan di lingkungan rumah padat penduduk atau rumah yang memiliki keterbatasan lahan.
Sesuai namanya, teknik pengomposan ini menggunakan kantong kompos (biasanya plastik, karung goni, atau geotextile) yang sudah dilubangi terlebih dahulu sebagai wadah untuk mengolah sampah organik. Lubang-lubang pada kantong kompos ini memungkinkan adanya sirkulasi udara, sehingga proses pengomposan bisa berlangsung dengan maksimal.
Metode ini cocok untuk rumah dengan lahan terbatas karena hemat tempat, mudah dipindahkan, dan minim bau, serta efektif menghasilkan kompos dalam waktu 1–3 bulan.
Satu lagi metode pengomposan yang bisa Anda pilih untuk membuat kompos dari sampah dapur, yaitu metode vermikompos. Metode ini memanfaatkan cacing tanah, terutama jenis Eisenia foetida (cacing merah), untuk menguraikan bahan organik seperti sisa-sisa sampah dapur. Nantinya, cacing akan mengonsumsi bahan-bahan tersebut dan mengubahnya menjadi kotoran cacing (kascing) yang kaya akan unsur hara dan mikroorganisme, yang sangat baik untuk kesuburan tanah.
Proses ini dilakukan dalam wadah khusus untuk menjaga kelembapan, suhu, dan aerasi. Metode vermikompos ini dinilai lebih ramah lingkungan, tidak berbau menyengat, dan lebih cepat menghasilkan kompos, biasanya dalam waktu 1 -2 bulan saja.
Menentukan lokasi yang tepat untuk melakukan pengomposan adalah cara membuat kompos dari sampah dapur berikutnya yang tidak kalah penting! Letakkan kantong kompos di tempat yang kering dan teduh, serta mudah dijangkau. Jika ingin menyimpannya di dalam ruangan, pilihlah sudut dapur atau balkon. Pastikan Anda menutup kantong atau wadah kompos, serta membalik tumpukan kompos untuk memastikan penguraian yang merata dan meminimalisir baunya.
Untuk menghasilkan kompos yang baik, dibutuhkan keseimbangan komposisi bahan kompos yang tepat. Seimbangkan antara bahan-bahan organik yang kaya nitrogen, seperti sampah dapur, ampas kopi, dan rumput hijau, dengan bahan-bahan organik yang kaya karbon, seperti daun kering, serbuk gergaji, atau kardus bekas.
Usahakan untuk mendapatkan rasio 2:1 atau 3:1 antara bahan organik kaya nitrogen dan bahan organik kaya karbon. Hal ini membantu menjaga kelembapan, aerasi, dan pengendalian bau yang tepat, sehingga bisa menghasilkan kompos yang baik.
Kompos Anda harus dalam kondisi lembap—tidak terlalu basah atau terlalu kering. Jika terlalu basah, tambahkan lebih banyak lagi bahan organik kaya karbon. Sebaliknya, jika terlalu kering atau lambat membusuk, tambahkan air atau lebih banyak bahan organik kaya nitrogen.
Tergantung pada metode pengomposan yang Anda pilih, tetapi biasanya kompos memerlukan waktu 2 hingga 4 bulan hingga siap digunakan. Anda akan tahu bahwa kompos sudah jadi jika:
Jika kompos sudah jadi, Anda bisa menggunakannya sebagai pupuk alami untuk menyuburkan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.
Baca Juga : Jangan Tertukar, Ini Perbedaan Sampah Organik Dan Anorganik!
Itulah tadi lima cara membuat kompos dari sampah dapur yang bisa Anda lakukan di rumah. Dengan sedikit usaha, Anda dapat mendaur ulang sampah dapur, memangkas biaya pupuk, dan membantu meregenerasi bumi, langsung dari rumah Anda.