Selama ini banyak orang yang lebih mengenal sistem menanam sayuran, hidroponik. Tetapi, pernahkah Anda mendengar mengenai sistem menanam sayuran aquaponik? Pada dasarnya, sistem ini menggabungkan antara budidaya perikanan dan budidaya tanaman sayuran media tanam air (hidroponik).
Sistem ini sangat cocok bagi Anda yang suka memelihara ikan dan menanam aneka tumbuhan, dimana Anda bisa menjalankan kedua hobi tersebut secara bersamaan.
Apakah Anda tertarik membuat aquaponik di rumah? Sebelum itu, pastikan Anda mengetahui seluk beluk aquaponik terlebih dahulu. Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, aquaponik merupakan sistem pertanian yang menggabungkan antara budidaya perikanan dan budidaya sayuran hidroponik. Iya, Anda bisa menjalankan keduanya, perikanan dan pertanian, secara bersamaan.
Salah satu hal yang paling menarik tentang Aquaponik adalah sistem ini meniru ekosistem alami. Dalam sistem aquaponik, akan terjadi siklus yang saling menguntungkan antara tanaman dan ikan, dimana tanaman diberi makan kotoran ikan — kotoran ikan akan menjadi makanan bagi bakteri dan diubah menjadi pupuk yang sempurna bagi tanaman. Sebagai imbalannya, tanaman mengembalikan kondisi air dalam bentuk bentuk bersih dan aman untuk ikan. Inilah yang terjadi pada ekosistem perairan alami.
Menurut Food and Agriculture Organization, ada banyak manfaat yang akan didapatkan dengan menerapkan sistem aquaponik, diantaranya:
Di sisi lain manfaat aquaponik, menurut Food and Agriculture Organization terdapat beberapa kelemahan sistem aquaponik, antara lain:
Hal pertama yang perlu Anda siapkan sebelum mengelola sistem aquaponik pastinya adalah menyiapkan alat dan bahan-bahan. Jika Anda seorang pemula dan ingin menjalani sistem aquaponik dalam skala kecil, Anda dapat menggunakan akuarium tradisional (terbuat dari kaca atau plastik), tangki, bak, atau tong, untuk menempatkan ikannya. Sementara, untuk menaruh tanaman, Anda dapat membuatnya menggunakan wadah bekas atau pipa paralon dengan cara membuat beberapa lubang-lubang sesuai dengan jumlah dan ukuran pot tanaman yang akan dijadikan tempat tanaman. Dalam sistem aquaponik, tumbuhan akan ditanam di dalam sebuah pot tanaman atau gelas plastik yang sudah dilubangi pada bagian bawahnya baru kemudian diletakkan ke dalam pipa paralon. Lalu, buat lubang kecil di bagian ujung wadah bekas atau pipa paralon untuk nantinya mengalirkan air ke dalam tempat ikan.
Pada pot tanaman, pasang kain resapan di bagian bawahnya, yang berfungsi untuk meresap air. Setelah itu, Anda bisa meletakkan tanaman hidroponik yang sudah disemai terlebih dahulu di tempat terpisah. Lalu, untuk media tanamnya Anda bisa menggunakan gabus filter, rockwool, sekam, atau hidrogel.
Langkah selanjutnya adalah memasang pompa otomatis yang bertujuan agar air terus mengalir ke seluruh sistem Anda —air dari tempat ikan dapat terpompa ke dalam tempat tanaman dan kemudian kembali lagi ke dalam tempat ikan melalui lubang di bagian ujung. Dan sekarang, sistem aquaponik pun sudah aktif!
Ikan yang umum digunakan dalam budidaya aquaponik adalah ikan air tawar, seperti ikan lele, ikan mas, ikan patin dan ikan nila, karena jenis ikan ini mampu mentolerir kondisi air yang lebih beragam. Hewan air lainnya yang bisa Anda budidaya dengan sistem aquaponik adalah udang dan ikan trout.
Sementara tumbuhan yang bisa dibudidayakan menggunakan sistem aquaponik ini adalah selada, kangkung, arugula, daun bawang, tomat, kubis, stroberi, kemangi, buncis, brokoli, dan kacang polong. Hindari menanam tanaman yang membutuhkan air dengan tingkat pH asam atau basa, karena dapat membahayakan ikan.
Nah, sekarang sudah lebih paham, kan mengenai sistem aquaponik dan cara budidayanya? Apakah Anda tertarik melakukannya? Selamat membudidayakan sistem aquaponik di rumah!
(Teaser: Jcomp/Freepik)