Kalimat “Kopo molo lego zia” mengawali permulaan film bertajuk Ka Sa’o: Daur Hidup Rumah Adat Ngadha. Kisah apakah sebenarnya yang ingin disampaikan melalui film ini?
Ada yang berbeda dalam perayaan ulang tahun ke-55 dari Departemen Arsitektur Universitas Indonesia (UI) tahun ini. Perayaan yang berlangsung di Auditorium Institut Francais Indonesia (IFI) ini diisi dengan peluncuran film dokumenter yang menampilkan potret kehidupan warga dari Kampung Tololela yang berada di dalam Kabupaten Ngadha, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
baca juga, inside 2018: rayakan satu dekade arsitektur interior ui
lebih dari sekadar cuplikan kehidupan warga setempat, film yang diprakarsai oleh departemen arsitektur ui melalui loka dokumentasi arsitektur vernakular (ldav) ini merupakan upaya untuk menolak lupa akan arsitektur nusantara. usaha ini diinisiasi dikarena masyarakat zaman sekarang kerap memilik budaya modern ketimbang berpedoman dengan arsitektur tradisional.
dr. ing. ir. dalhar susanto selaku ketua departemen arsitektur ui berujar bahwa dengan adanya ldav ini dapat menjadi arsip dokumentasi untuk mencegah punahnya arsitektur nusantara.
menggandeng anatman pictures dalam produksi film ini, riset dan observasi dikombinasikan dalam memperkenalkan konsep rumah yang disebut sa’o one. warga ngadha mengartikan sebuah hunian sebagai seorang manusia dan terus tumbuh kembang layaknya manusia. tiap fase kehidupan ditandai dengan pembongkaran dan pembangunan kembali rumah sambil menambahkan detail baru pada rumah tersebut. konstruksi yang dilakukan menunjukkan kemampuan menghadapi gempa terkait lokasi daerah yang berada di ring of fire.
baca juga, inti arsitektur nusantara? ini jawaban dari yori antar
talkshow yang berisi diskusi hangat terkait arsitektur nusantara turut menemani ajang peluncuran film ini. sesi ini diisi oleh avianti armand (moderator), hilmar farid (direktur jenderal kebudayaan), gunawan tjahjono (ahli arsitektur vernakular), yori antar (han awal & partners, pendiri rumah asuh), toga h. panjaitan (ketua ldav), dan oktavianus botha djawa (kabid destinasi – dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten ngadha).
Melalui media film ini, Toga H. Panjaitan selaku Ketua LDAV menyampaikan pengharapan untuk bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas. Sejatinya turut menginformasikan publik akan nilai serta pengtahuan akan arsitektur lokal.