Perusahaan elektronik premium asal Italia, Smeg, berkolaborasi dengan desainer Indonesia, Didiet Maulana, untuk menghadirkan kolaborasi ekslusif yang menggabungkan dua budaya khas lokal dengan budaya Italia.
Dalam kolaborasi ini, Didiet Maulana merancang kulkas Smeg dengan sentuhan seni tradisional Indonesia dan Italia yang dilukis tangan, menghasilkan karya unik dan penuh karakter.
Karya ini dilukis langsung pada SMEG FAB28 Free Standing Refrigerator One Door, 50's Style yang memiliki gaya retro yang khas. Untuk menciptakan desain, Didiet Maulana memadukan inspirasi dari lantai di Palazzo Ducale, Guastalla, Italia, dengan batik tenun Indonesia.
Sebagai perusahaan elektronik premium, yang berkomitmen untuk selalu mengedepankan gaya di setiap desainnya. Kolaborasi ini juga menjadi tujuan Smeg untuk memperluas eksposur budaya Indonesia di kancah internasional.
Pemilihan Didiet Maulana sebagai kolaborator dalam proyek ini didasarkan pada visi dan misi yang sejalan, yaitu menggabungkan kreasi lokal dengan elemen modern untuk menjangkau beragam kalangan.
Didiet berhasil menciptakan harmoni antara cerita budaya Italia dan Indonesia, menghasilkan karya yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga memiliki kedalaman makna.
Setiap elemen lukisan yang di sapu oleh kuas Didiet Maulana tentunya memiliki filosofi tersendiri.
Ulterati: Motif ini melambangkan ulat yang melalui proses panjang untuk menjadi kupu-kupu yang indah.
Pucuk Rebung: Menggambarkan tunas bambu muda atau rebung yang memiliki banyak kegunaan dari akar hingga daunnya.
Bunga: Motif ini menggambarkan keindahan yang terus berkembang dan memancarkan pesona.
Serta menambahkan aksen matahari sebagai simbol khas Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa.
Lalu pemilihan warna terakota sebagai dasar karya ini mencerminkan kesamaan antara kedua budaya yang mengedepankan kehangatan dan keramahan.
Warna terakota, dengan nuansa hangatnya, tidak hanya memberikan kesan visual yang menarik, tetapi juga melambangkan kedekatan dan hubungan yang erat antara budaya Italia dan Indonesia.
Bagi Didiet Maulana, tantangan dalam melukis ini adalah memindahkan desain dari kertas ke permukaan kulkas, dengan memastikan hasil cat yang diinginkan memberikan tampilan doff yang elegan dan mewah.
Karya ini tentunya memakan waktu yang cukup panjang dan terbagi menjadi tiga minggu, dimulai dengan sketsa dan pengukuran skala di kulkas sebagai media asli di minggu pertama, minggu kedua difokuskan pada pelukisan menggunakan cat akrilik, dan terakhir memberikan sentuhan akhir serta memastikan tampilan yang sempurna pada minggu ketiga.
Kolaborasi ini akan dipamerkan selama satu bulan di showroom Smeg Indonesia yang terletak di Indonesia Design District (IDD), PIK 2 Tangerang, sebelum akhirnya dikirimkan ke headquarter Smeg di Italia, di mana karya ini akan bergabung dengan hasil kolaborasi dari seniman internasional lainnya.