Rumah ideal dapat memiliki banyak arti serta wujud. Walaupun demikian, pada umumnya orang menginginkan rumah yang mereka huni memiliki desain yang indah, sehat, dan berikan kenyamanan selama tinggal di dalamnya.

Keinginan ini selaras pula dengan tema Daikin Design Awards 2024, yaitu Expression. Sebuah tema yang menantang para peserta untuk mengungkapkan ide serta inovasi akan desain rumah yang ideal. Rumah tersebut diharapkan mampu ciptakan kenyamanan sembari juga pertimbangkan nilai estetis dan tata udara yang baik dalam perancangannya.






Turut hadir sebagai wadah bagi arsitek dan desainer interior untuk berekspresi, penghargaan yang telah hadir sejak tahun 2020 ini tercatat diikuti lebih dari 600 peserta baik dari kalangan profesional maupun siswa. Juri tahun ini turut didukung oleh Wenky Handono (Daikin Indonesia), Alex Bayusaputro (HDII), Tan Tik Lam (IAI) dan juri tamu Daniel Mananta (Aktor/Presenter).



Dikenal sebagai perusahaan spesialis tata udara asal Jepang, Daikin berharap penghargaan ini berikan tempat kepada para pelaku kreatif untuk berkreasi dan cetuskan inovasi dalam industri desain.

Terbagi atas tujuh kategori dengan 22 penghargaan, salah satu kategori yang menarik perhatian adalah Finished Project yang representasikan wujud desain rumah ideal di masa kini.


1st Winner: Willis Kusuma Architects - A House with Two Dialogues

Berbasis di Jakarta, Willis Kusuma Architects pernah meraih penghargaan IAI Jakarta Awards 2024 dan finalis World Architecture Festival 2024 dalam kategori Higher Education and Research Facility.



Dalam perancangan, design approach yang dilakukan arsitek adalah mengutamakan interaksi sosial, kreativitas, fungsional, serta tektonik bangunan. Ini terlihat dalam karyanya yang meraih penghargaan pertama kategori Finished Project, sebuah hunian dengan lahan seluas 290 m2 berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan yang mencerminkan harmonisasi antara rumah existing dan rumah baru.

Begitu pula interaksi antara pasangan suami dan istri yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda.



Ruang transisi secara halus menghubungkan ruangan di rumah. Ruang tersebut ada yang berupa ruang teras semi-outdoor menghubungkan dua massa rumah dilengkapi dengan elemen air dan lanskap. Ada pula ruang dengan permainan ukuran dan bentuk yang mempengaruhi perasaan saat beranjak ke dalam rumah melalui detail yang diterapkan.




contohnya, penghuni akan menemukan foyer dengan void setinggi dua lantai dan pencahayaan yang minim saat menuju ruang keluarga. lalu, saat masuk ke dalam ruang keluarga, ukuran ruang begitu kontras dengan tinggi ruang yang lebih rendah dengan area yang luas. dari ruang ini, penghuni dapat melihat taman dan rumah existing.



Hasil akhir desain rumah ini juga menjadi bukti bahwa produk Daikin fleksibel mampu membaur serta hampir tersembunyi sempurna dalam desain rumah, seperti produk Slim Ceiling Mounted Duct Type yang cocok digunakan pada drop-ceiling.

Sedangkan unit Outdoor VRV A Series dapat diletakkan di area atap yang membuat sistem AC rapi dan tetap menjaga tampilan eksterior rumah.



2nd Winner: DP+HS Architects - D+N House

Didirikan oleh pasangan arsitek Don Pieto dan Henny Suwardi, DP+HS Architect pernah memenangkan Asia Pacific Property Awards 2019 dan tampil di Venice Architecture Biennale 2018 lewat pameran Time Space Existence.



Dalam karya D+N House arsitek ciptakan layered spatial experience pada hunian dengan total luas bangunan 1.100 m2. Pengalaman ruang ini adalah metode arsitek dalam memenuhi keinginan pemilik rumah yang menginginkan hunian berkarakter kuat, terkesan tenang, terbuka namun tetap berikan privacy.

Rumah terbagi dalam dua zona. Kedua zona,yaitu zona privat (tempat tinggal) dan semi publik (fasilitas bangunan) dirancang memiliki dua desain fasad yang berbeda sebagai siasat mengoptimalkan posisi bangunan yang berlokasi di hook.




Fasad rumah menjadi lapisan eksterior yang berfungsi menjaga privacy sekaligus ciptakan tekstur unik yang mengkombinasikan beberapa desain permukaan. Ada terbuat dari anyaman sintetis, roster, concrete, dan panel kayu.

Dengan interior berkesan maskulin serta penggunaan material seperti kayu dan concrete, rumah menerapkan sistem Multi NX dan VRV dengan output diffuser supply & return menggunakan Linear Slot. Sedangkan unit outdoor AC berada di dak atap agar beroperasi dengan optimal dengan akses tangga service demi memudahkan saat maintenance.






3rd Winner: Budipradono Architects - Affinity House

Dikenal lewat karya yang melakukan analisis terhadap elemen tipologi, material, struktur, fungsi, hingga lingkungan serta budaya dalam proses perancangannya, Budipradono Architects pernah meraih Good Design Indonesia Award 2023 lewat karya Omah Djawa dan memenangkan ARCASIA Awards for Architecture (AAA) 2016.


Melihat konteks lokasi rumah yang relatif tertutup, Budipradono Architects yang telah berdiri sejak tahun 2005 mengadopsi konsep locality descontraction dalam karyanya Affinity House.

Hunian dengan luas bangunan sekitar 606 m2 ini terapkan elemen nature dalam desain rumah. Contohnya saja kehadiran kisi-kisi kayu berbentuk ombak yang seolah bergerak masuk ke dalam rumah. Fitur desain ini terlihat menyatu dengan alami bersama deretan tanaman yang ada di pagar dan taman rumah.



Rumah dirancang memiliki bukaan jendela yang luas agar memaksimalkan pergantian udara serta tidak menempel dengan pagar ataupun rumah tetangga. Sehingga menjaga penghawaan udara serta menghindari kelembaban yang bisa terjadi terutama jika dinding rumah menempel dengan dinding kamar mandi tetangga.



Usaha menciptakan tata udara sehat pada hunian turut didukung produk Daikin seperti unit indoor VRV, indoor Multi NX, AC Standard beserta unit outdoor. Produk-produk tersebut memiliki nilai lebih, dimulai dari fleksibel sehingga tidak mengganggu desain, dapat ditaruh di area atap, serta memiliki sistem yang simple membutuhkan hanya satu mesin saja.





Sumber foto: Willis Kusuma Architects, DP+HS Architects, Budipradono Architects