Sejak beberapa tahun ke belakang, muncul istilah green arsitektur dalam dunia desain dan arsitektur. Singkatnya, green arsitektur adalah pendekatan sadar lingkungan terhadap pembangunan dan desain rumah yang bertujuan untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan keberlangsungan hidup manusia. Inti dari green arsitektur adalah menciptakan bangunan yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Lebih lanjut, inilah semua yang perlu Anda ketahui tentang green arsitektur. Simak!
Seperti yang sudah sedikit dijelaskan sebelumnya, green arsitektur atau arsitektur hijau adalah sebuah pendekatan sadar lingkungan terhadap pembangunan dan desain rumah yang menekankan pada bangunan yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Seorang arsitek yang menerapkan green arsitektur pada sebuah hunian atau bangunan akan berusaha untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya alam yang ada di sekitarnya dengan sebaik mungkin. Ini dilakukan untuk memperkecil kemungkinan munculnya dampak negatif dari penggunaan material yang kurang ramah lingkungan. Hal ini merupakan salah satu proses yang dilakukan dalam rangka menjaga ekosistem dan kelestarian di bumi.
Penyelenggaraan arsitektur hijau di masing-masing negara memiliki badan penilaian tertentu untuk bisa mengklasifikasikan apakah sebuah bangunan sudah bisa dikatakan dalam kategori arsitektur hijau.
Di Indonesia sendiri juga ada badan khusus yang bertugas untuk menilai bangunan-bangunan hijau yang ada di Indonesia sesuai dengan kriteria yang ada. Badan tersebut adalah Green Building Council Indonesia atau bila disingkat menjadi GBCI.
Jika Anda berniat untuk menerapkan green arsitektur pada hunian atau bangunan, maka penting untuk mengetahui terlebih dahulu bagaimana prinsip-prinsip dasar dalam green arsitektur berikut ini:
salah satu prinsip dasar untuk menerapkan green arsitektur adalah memanfaatkan sumber energi alam yang ada disekitarnya. maksudnya adalah saat membangun rumah penting untuk memperhatikan dampak minimal terhadap lingkungan alam. hal ini termasuk mendesain rumah dengan orientasi terbaik terhadap sinar matahari, untuk mendapatkan panas dan cahaya maksimal. serta menghadirkan banyak tumbuhan hijau yang asri di sekitar rumah.
memilih bahan-bahan bangunan yang ramah lingkungan adalah salah satu prinsip dasar penting untuk menerapkan green arsitektur. meski begitu, anda tetap harus memperhatikan kualitas, kekuatan, dan ketahanannya. misalnya, pilihlah lantai kayu solid atau lemari kayu yang kokoh, yang tentunya lebih kuat dan tahan lama—tidak perlu diganti dalam beberapa tahun kedepan. atau, pilihlah atap shingles yang menjaga suhu di dalam rumah agar tetap stabil dan bisa membuat rumah lebih hemat energi.
selain itu, sebisa mungkin gunakan bahan-bahan bangunan lokal untuk mengurangi penggunaan energi, emisi karbon, dan sampah packaging yang dihasilkan dari pengiriman.
sebelum membangun sebuah bangunan dengan menerapkan green arsitektur, rencanakan jumlah, tata letak, dan fungsi ruang dengan baik sehingga tidak menyia-nyiakan ruang. itu ada prinsip dasar lain untuk menerapkan green arsitektur. selain itu, ini juga dimaksudkan agar bisa menghemat bahan bangunan dan energi yang dikeluarkan, sekaligus menghindari renovasi besar di kemudian hari.
Meskipun green arsitektur lebih menekankan pada pemanfaatan sumber alam yang ada disekitarnya, namun itu berarti hanya terbatas pada material alami. Rumah-rumah dengan konsep green arsitektur juga dapat menggunakan green technology yang memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti misalnya penggunaan panel surya photovoltaic.
Setelah memahami prinsip dasar arsitektur hijau, berikut ini cara menerapkan prinsip arsitektur hijau yang bisa Anda lakukan untuk pembangunan rumah:
Anda bisa membuat banyak ruang terbuka hijau di sekitar rumah, seperti di area depan atau belakang rumah. Atau, Anda juga bisa membuat rooftop pada bagian atas rumah sebagai ruang terbuka hijau. Tanam area hijau di rumah dengan berbagai tanaman berdaun hijau, tanaman obat keluarga, maupun tanaman sayuran dan buah yang segar.
Anda bisa membuat jendela-jendela dan bukaan lebar di beberapa bagian rumah yang memungkinkan. Ini bisa Anda gunakan untuk meminimalisir penggunaan air conditioner dan membantu memaksimalkan masuknya pencahayaan alami ke dalam rumah. Pada akhirnya, ini juga bisa menghemat biaya tagihan listrik setiap bulannya.
Pada bagian dalam rumah, sebaiknya pilihlah warna cat yang cerah untuk menciptakan suasana rumah yang terang, lebih lapang, dan meminimalisir penggunaan lampu pada siang hari.
Penggunaan dinding kaca pada rumah memang bisa memberikan kesan mewah dan elegan pada hunian. Namun ternyata, penggunaan dinding kaca justru bisa menyebabkan adanya efek rumah kaca yang kurang bagus bagi bumi dan lingkungan.
Pertimbangkan untuk menggunakan sel surya atau panel surya untuk memasok energi cadangan ke dalam rumah. Ini bisa menjadi alternatif energi listrik yang lebih ramah lingkungan di rumah.
Beberapa material alami yang bisa Anda manfaatkan dalam pembangunan rumah dengan konsep green arsitektur antara lain kayu, bambu, batu alam, atau batu bata.
Sejauh ini sudah banyak bangunan-bangunan yang bisa dikatakan sebagai bangunan dengan arsitektur hijau di Indonesia. Bahkan, untuk bangunan sekelas gedung bertingkat dan perkantoran di Ibu Kota. Ini termasuk menara BCA yang berhasil menghemat penggunaan listrik hingga 35 persen, Sequis Center yang berhasil menghemat penggunaan listrik hingga 28,12 persen dan penggunaan air sebesar 28,26 persen, serta Sampoerna Strategic Square yang berhasil melakukan manajemen sampah dan penghematan air hingga 42 persen.
Itulah semua yang perlu Anda ketahui tentang green arsitektur, termasuk prinsip dasar dan cara menerapkan arsitektur hijau. Jadi, tertarik untuk menerapkan konsep arsitektur hijau pada rumah Anda?