-
16 Macam Arsitektur Rumah Paling Populer dan Sejarahnya
Saat menjelajahi kota-kota besar di Indonesia, terutama di daerah kota tua, rumah kolonial menjadi ikon penting yang menceritakan sejarah dan warisan peninggalan Belanda. Sejarah, seni, desain dan arsitektur merupakan satu kesatuan dan tidak bisa terlepaskan.
Lalu saat berpindah ke kawasan Tangerang, begitu banyak rumah modern dan rumah minimalis yang dijadikan gaya perumahan cluster. Beda lagi, jika kita beranjak ke kawasan Jakarta Utara, rumah bergaya Mediteranian kerap menjadi tipe arsitektur rumah yang digemari dan nampak seragam dengan pertokoannya.
Han Awal & Partners / CASA Indonesia
Begitu banyak istilah arsitektur rumah, seperti minimalis modern, skandinavian, industrial, tropis modern, dan masih banyak lagi. Istilah ini seringkali kita baca atau dengar berdengung di media massa untuk menunjuk sebuah bangunan yang dianggap menerapkan gaya atau tren arsitektur/interior masa kini. Tujuannya agar dapat memperoleh kesan rumah atau bangunan yang dirancang dengan gaya baru, modern dan berselera kekinian.
Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang paham bahwa sebutan itu bermakna sangat jauh dari khasanah arsitektur dan desain interior. Banyak juga masyarakat awam yang menyangka bahwa gaya minimalis modern itu baru lahir sepuluh tahun terakhir. Bila dicermati oleh kalangan yang lebih paham, ternyata bukan gaya minimalis apalagi modern. Tapi kadangkala ada American Classic, Art Deco dan bahkan menyelip sentuhan aliran lain.
Melalui artikel ini, CASA Indonesia merangkum macam-macam arsitektur rumah yang tak lekang oleh waktu dan sangat populer hingga masa kini. Terdapat juga sejarah tentang setiap gaya rumah agar Anda bisa memahami perjalanan gaya desain tersebut.
1. Rumah Minimalis yang Sudah ada Sejak Tahun 1980
Ciri khas rumah minimalis adalah menggunakan dak beton, mengikuti bentuk dasar (berbentuk kotak), polos atau tanpa ornamen, dan menggunakan maksimal dua kombinasi material. Teorinya rumah minimalis menggunakan cat dinding berwarna monokrom. Menyoal sebutan minimalis sebenarnya lebih banyak dipengaruhi paham aliran Zen dari Jepang.
Arsitek Amerika Frank Lloyd Wright mengadaptasi beberapa hal yang Zen seperti pintu geser dari desain rumah-rumah tradisional Jepang melalui karya rumahnya tahun 1930-an. Konsep arsitektur rumah minimalis kemudian bergerak perkembangannya pada akhir 1980an di London dan New York. Sejalan dengan yang terjadi pada perkembangan industri fashion yang “lelah” dengan segala atribut maksimalis pada era sebelumnya di tahun 1980an: big hair, big makeup, big prints, big shoulder dan semua hal yang diperbesar.
Pada arsitektur minimalis biasanya 'membuang' segala hal menjadi sesuatu agar mencapai esensi nilai kesederhanaan, namun memiliki nilai berkualitas sangat tinggi. Detailnya yang rapi, presisi, jujur dan tidak mengada-ada hingga terlihat pada semua bagian bangunan dan ruang.
Baca juga: 7 Contoh Rumah Minimalis yang Mudah Anda Tiru
2. Rumah Modern yang Hadir di Seluruh Dunia
Desain rumah modern sering disandingkan dengan rumah minimalis. Meskipun bisa dibenarkan, namun ada perbedaan yang mencolok untuk memisahkan antara dua desain tersebut. Rumah modern memiliki bentuk atap segitiga, sedangkan rumah minimalis identik dengan atap dak beton (atap rata).
Rumah modern memiliki sumber pencahayaan yang baik dengan aplikasi jendela besar. Untuk rumah modern, hadirkan jendela atau bukaan yang memadai di rumah Anda, agar sirkulasi udara bisa mengalir dengan baik. Pastikan arah mata angin rumah Anda. Hindari meletakkan jendela di dinding yang menghadap arah barat, karena rumah akan terasa panas.
Mengacu dari buku “Simon and Schuters's Pocket Guide to Architecture” (1986) oleh Patrick Nuttgens, sejumlah arsitek besar di Eropa pernah mengadakan pertemuan di tahun 1928 dalam Congres Internationaux d'Architecture Moderne (CIAM). Menetapkan bahwa kesepakatan ciri khas arsitektur modern ditandai oleh tiadanya ornamentasi atau hiasan, struktur atap yang rata, dominasi garis-garis persegi panjang, dinding putih dan keberadaan jendela yang besar-besar.
3. Rumah Modern Tropis yang cocok untuk Indonesia
Negara Indonesia yang menjuntai di garis Khatulistiwa membuat negara kepulauan ini memiliki iklim tropis yang hangat. Berbeda dengan negara-negara yang berada di utara maupun selatan garis Khatulistiwa dengan iklim empat musim, negara dengan iklim tropis hanya memiliki dua musim utama yaitu penghujan dan kemarau.
Studio Air Putih dan Trivium Design Group / Sefval Mogalana / CASA Indonesia
Oleh sebab itu, sejak zaman dahulu nenek moyang bangsa Indonesia bahkan sudah merancang rumah-rumah tradisional yang cocok dengan iklim tropis tersebut. Iklim tropis memiliki beberapa karakter khusus seperti curah hujan yang lebat, suhu rata-rata sepanjang tahun yang hangat, dan kelembaban yang tinggi.Han Awal & Partners / CASA Indonesia
Hingga kini, rumah dengan desain tropis masih menjadi tren yang layak diaplikasikan di Indonesia. Ada sedikit salah kaprah yang menyebut bila desain tropis sama dengan rumah berdesain modern dan minimalis. Namun, sebetulnya ada lima hal yang patut diperhatikan tentang rumah modern tropis bila Anda ingin membuat rumah dengan desain tropis yang tepat.
Indodesign Kreasi Mandiri / Sefval Mogalana / CASA Indonesia
4. Arsitektur Rumah Klasik yang Tak Lepas dari Unsur Detail
Definisi gaya klasik memang tidak dapat dipisahkan dari pembagian zaman dan pergerakan kesenian Eropa. Kedua faktor inilah yang menjadi landasan bentuk bangunan serta interior pada masa itu. Yunani dan Romawi kuno dengan peninggalan bangunan kokoh tinggi berpilar.
Rumah Klasik / Insan Obi / CASA Indonesia
Pada abad pertengahan terdapat era Gothic, dengan karakter bangunan menggunakan batu bata serta ciri detail lancip membentuk arah panah. Lukisan dalam bentuk fresco dan panel pada interior juga mulai muncul pada era ini. Zaman pembaharuan, Renaissance, mengubah tatanan kultur Eropa yang dimulai dari kebangkitan agama Kristiani yang terpecah. Pada masa ini dikenal pergerakan Baroque yang ditandai dengan perkembangan seni yang lebih dinamis mengikuti ekspresi emosi.
Diikuti era Rococo, saat karya seni dan arsitektur semakin berwarna, penuh dengan hiasan yang terkesan playful. Selain berdasarkan era, perbedaan asal negara merupakan hal krusial lainnya dalam membedakan ragam aliran klasik. Berdasarkan perkembangan penerapannya, pembagian ini yang sekarang umum dipakai.
5. Gaya Rumah Klasik Kolonial
Arsitektur kolonial di Indonesia adalah arsitektur Eropa Barat dari Belanda yang dibawa ke Indonesia dengan misi kolonialisme namun akhirnya berkembang setelah melihat budaya dan iklim disini. Arsitektur ini memiliki pengaruh besar dan kerap menjadi mind set baru bagi masyarakat Indonesia jaman itu.
Rumah Kemang Selatan karya KIAT Architect
Langgam dari negara Belanda ini dipercayai menjadi akar dari arsitektur modern di Indonesia. Hampir di seluruh negara bekas jajahan negara-negara Eropa, gaya kolonial muncul dan berkembang. Walau langgam dan detailnya berbeda di setiap negara, semuanya mempunyai prinsip yang sama, yaitu adaptasi gaya arsitektur dan interior Eropa yang kental bercampur dengan budaya negara jajahan. Di Indonesia sendiri bangunan kolonial masih dapat dijumpai, misalnya di kawasan Menteng, Jakarta, Semarang, Bandung, Medan, berbagai museum serta Istana Negara.
Rumah Kemang Selatan karya KIAT Architect
Serapan gaya Eropa, pengaruh dari Belanda maupun Inggris terlihat dari bentuk bangunan seperti penggunaan pilar dan detail kusen jendela, meski lantai, dinding serta ornamen dinding dibuat sesuai adaptasi iklim dan material asal Indonesia. Furnitur klasik Eropa bersanding dengan hiasan asli Nusantara maupun Oriental menjadi ciri khas interior gaya kolonial.
6. Rumah Klasik Italia
Bentuk luar bangunan tampak lebih sederhana dibanding gaya klasik Prancis. Sistine Chapel di Vatican dan Palazzo Farnese di Roma merupakan contoh representasi bangunan klasik Italia. Di dalamnya, hampir seluruh dinding penuh dengan lukisan yang disebut fresco.
Langit-langit yang membentuk kubah atau vault tidak menjadi ciri semata, namun struktur tersebut juga menjadikan bangunan lebih aman. Warna bold seperti merah, hijau dan sentuhan emas menjadi warna khas gaya interior klasik Italia.
Lantai biasanya dari bahan marmer atau kayu, membentuk motif yang repetitif maupun mosaik, sedangkan dekorasi dinding berupa cornice yang berlapis-lapis.
Baca juga: Inspirasi Rumah Klasik dari Film Bohemian Rhapsody
7. American Classic
Sama seperti sejarah negara ini, gaya klasik Amerika sangat terpengaruh oleh pergerakan seni dan arsitektur negara-negara Eropa. Bahkan pengaruh Inggris dan Prancis masih terlihat kental pada bentuk furnitur dan hiasan.
Selain itu, ada juga gaya lain yaitu traditional country yang berhubungan dekat serta kini juga mulai bercampur. Secara keseluruhan gaya klasik Amerika tergolong lebih ringan dan berkesan homey. Pengaturan interior disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan.
Biroe architecture & interior / Adit Kok
Eric Wibowo / Melanie Tanusetiawan
Warna natural seperti krem, cokelat dan putih, juga ditemui sentuhan warna-warna muda. Cornice dibuat lebih sederhana serta wallpaper yang dipakai berwarna cerah dengan motif cenderung polos. Ornamen interior didominasi dengan material kayu. Gaya Amerika ini menampilkan suasana elegan namun tetap terlihat kasual sebab minim detail-detail kompleks.
Eric Wibowo / Melanie Tanusetiawan
Permainan profil dengan bentuk yang tak terlalu rumit juga menjadi andalan desain tersebut. Lis plafon atau cornice misalnya; diaplikasikan sebagai hiasan horizontal yang menandai elemen bangunan, misalnya pada tiang, dinding, atau kusen jendela dan pintu.
8. Rumah Klasik bergaya Prancis
Menyebut gaya klasik Prancis, khalayak biasanya langsung terbayang istana Versailles. Kemegahan istana ini memang telah sering menjadi inspirasi. Bentuk luar bangunan klasik Prancis cenderung dekoratif, mulai dari atap berwarna maupun jendela besar berornamen.
Traditional Exterior design / Dallas General Contractor Isler Homes / Housekaboodle
Biru, emas dan putih menjadi warna yang mendominasi pada eksterior maupun interior. Penggunaan panel membingkai dinding yang terkadang dikompilasi dengan wallpaper.
Rumah Klasik / Insan Obi / CASA Indonesia
Ciri khas lain adalah Chandelier kristal yang menjuntai dari langit-langit serta furniturnya seperti armchair, kabinet serta meja berkontur gelombang dengan detail ukiran cantik.
9. Rumah Kontemporer
Definisi kata kontemporer adalah masa kini atau masa sekarang, jadi rumah dengan desain kontemporer tentu akan berubah dari masa ke masa. Rumah kontemporer di tahun 2000 awal tentu akan berbeda dengan desain rumah kontemporer di tahun 2020 mendatang. Jadi desain rumah kontemporer akan selalu mengikuti perkembangan dan tren desain di masa itu. Rumah kontemporer kerap disamakan dengan rumah modern, namun sebetulnya secara sejarah itu bukanlah hal yang tepat.
Dick Clark + Associates dan Vinson Radke Homes / Paul Bardagjy / Contemporist
Desain kontemporer adalah gaya desain atau arsitektur yang tenar di abad ke-21. Mengutip dari interiordesign.id, gaya ini diawali sebagai penggabungan berbagai gaya, secara bertahap desain kontemporer mengembangkan eksklusivitasnya sendiri. Desain kontemporer tidak saja meminjam beberapa elemen dan unsur dari modernisme atau gaya modern, namun juga mengambil beberapa elemen dari art deco, dekonstruktivisme, futuristik dan beberapa gaya interior lainnya.
Desain kontemporer kerap terfokus pada desain ramah lingkungan yang hemat energi dan menggabungkan bahan daur ulang. Sudah menjadi hal yang biasa melihat tanaman menghiasi atap bangunan untuk meningkatkan efisiensi energi dan meningkatkan kualitas udara luar. Penggunaan bahan-bahan alami, menghadirkan tanaman hias, dan memadukan bangunan dengan lingkungan alami adalah ciri khas dari rumah kontemporer.
10. Rumah Art Deco
Langgam Art Deco bisa disebut sebagai periode arsitektur yang unik, yaitu terjadi antara dua Perang Dunia, antara tahun 1920 sampai 1939. Periode setelah itu, yaitu sekitar tahun 1950-an masih ada karya arsitektur bernafaskan Art Deco, namun hanya merupakan kelanjutan dari gaya tahun-tahun sebelumnya. Pada dasarnya Art Deco sendiri lahir karena adanya gerakan modernisme, yaitu tuntutan estetika menuju bentuk sederhana, membebaskan diri dari arsitektur klasik.
Brooke Aitken Design / hometolove
Karakter yang paling utama adalah bentuk geometris murni dan kesederhanaan. Kita mengenal langgam Art Deco dalam empat klasifikasi, yaitu floral deco, streamline deco, zigzag deco, dan neo-classical deco. Di Indonesia hanya diaplikasikan dua langgam pertama, yaitu floral deco dan streamline deco, dan jarang sekali ditemukan klasifikasi ketiga dan keempat.
Jonathan Adler
Di Asia sendiri hanya ada tiga kota yang memiliki koleksi bangunan dengan langgam arsitektur Art Deco yang signifikan, yaitu Shanghai, Bombay, dan Bandung, selain kota-kota di dunia yang terkenal dengan Art Deco-nya seperti Miami.
Baca juga: 9 Desain Rumah Idaman yang Paling Disukai Banyak Orang
11. Arsitektur Rumah Bergaya Skandinavia
Desain Scandinavian atau Skandinavia masih menjadi pilihan gaya dalam mendandani interior rumah sampai saat ini. Gaya Skandinavia yang terkenal dengan suasana serba putih dengan pilihan furnitur kayu berwarna terang. Image terang, luas, dan bersih membuat gaya interior ala Skandinavia ini sangat digemari terutama oleh keluarga-keluarga muda.
Rocco Architects / Evelyn Muller / Archdaily
Meski terlihat simple dan ringan, ternyata menciptakan gaya Skandinavia perlu banyak penyesuaian suasana yang dibutuhkan untuk mengatasi perbedaan desain dari negara kita, Indonesia, sebagai negara tropis dengan negara-negara Skandinavia yang berada di bagian utara Benua Eropa ini.
Rocco Architects / Evelyn Muller / Archdaily
12. Rumah Penuh Warna Bergaya Bohemian
Bohémien adalah istilah umum untuk populasi Romani atau "Gipsi" di Prancis. Tertulis pada buku 'My Big Fat Gypsy Wedding', konon Gipsi berasal dari India, tiba di Eropa sekitar abad ke-13. Mungkin ini menjelaskan pengaruh besar India dan Maroko pada gaya desain bohemian.
Ball & Claw Vintage / Jen Chanyi / Designsponge
Gaya hidup dan cara berpakaian para Gipsi memberikan inspirasi tersendiri untuk gaya desain rumah Bohemian, yaitu santai, menggunakan warna dasar netral lalu dibubuhi warna-warni yang cerah, serta menghadirkan banyak pola-pola yang personal.
Interiorsonline
Ciri khas yang paling terlihat dari desain bohemian adalah kaya akan warna-warni, juntaian kain-kain bertampilan mewah, detail yang memukau, sentuhan pada emas dan kristal. Dekorasi dan aksesori interior adalah kunci utama dalam perancangan desain bohemian demi personalisasi diri, seperti lukisan dan patung.
13. Rumah Etnik Jawa yang Berkolaborasi dengan Budaya Lain
Mengutip dari buku ”Esensi Arsitektur Jawa,” dalam Arsitek dan Arsitektur Indonesia Menyongsong Masa Depan (Ed: Prof. Ir. Eko Budiharjo, Msc): Secara status sosial, rumah merupakan lambang identitas pemiliknya berdasarkan pada sistem stratifikasi masyarakat Jawa. Dalam proses perkembangan selanjutnya, terbagi atas lima bentuk dasar bangunan, yaitu panggang pe, kampung, limasan dan joglo, serta bangunan khusus untuk beribadah yang berbentuk tajug.
Han Awal & Partners dan Hidayat Endramukti / Brett Prasetyanto / CASA Indonesia
Menurut Jasin Tedjasukmana, selaku principal KIAT Architect yang kerap menerapkan arsitektur Jawa dalam perancangannya, arsitektur Jawa lebih berkembang dibanding arsitektur Nusantara lainnya. Hal tersebut disebabkan karena kerajaannya lebih besar dan punya pengaruh dengan dunia luar yaitu dunia Barat. Arsitektur Jawa sudah memiliki poros desain yang jelas sejak dulu. Peletakan massanya pun tertata dengan rapi dan jelas; mana yang utama, pelengkap, dan area private.
Konfigurasi ruang atau bagian-bagian rumah orang Jawa di desa membentuk tatanan tiga bagian linier belakang. Bagian depan pendopo, di tengah peringgitan dan yang paling belakang, dan terdalam adalah dalem. Gebyok adalah salah satu elemen interior khas Jawa berupa partisi yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu jati. Partisi ini banyak dipergunakan sebagai pembatas antara ruang seperti ruang tamu atau ruang keluarga dengan kamar-kamar di rumah adat. Namun di dunia modern ini, gebrok banyak digunakan sebagai elemen dekorasi khas Jawa yang bisa ditempatkan dimana pun.Han Awal & Partners / CASA Indonesia
14. Arsitektur Rumah Tradisional BaliAsta Kosala Kosali adalah sebuah panduan dalam merancang rumah Bali yang berisikan tata cara, tata letak, dan tata bangunan. Tak hanya tempat tinggal, namun juga tata letak bangunan tempat suci yang ada di Bali. Asta Kosala Kosali dibuat dengan landasan Filosofis, Etis, dan Ritual serta anatomi tubuh sang pemilik rumah.
Brahman House / Gusde Tranquil Villas
Pengukurannya pun tidak mengacu pada standar ukuran seperti pada umumnya (ukuran meter), namun menggunakan ukuran dari tubuh sang pemilik, misalnya Musti (ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang menghadap ke atas), Hasta (ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka), dan Depa (ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari kiri ke kanan).
Konsep Rumah Natah Bali / Eko Budiharjo / Buku Firmitas karya Aboday
Mengutip dari Portal Arsitektur, konsep perancangan rumah Bali berpegang kepada mata angin, 9 mata angin (Nawa Sanga). Setiap bangunan itu memiliki tempat sendiri. Misalnya dapur harus ditempatkan di area Selatan, karena berhubungan dengan api. Lalu, tempat sembahyang karena berhubungan dengan menyembah maka ditempatkan di Timur atau tempat matahari terbit. Yang terakhir, sumur sebagai sumber air harus ditempatkan di Utara dimana Gunung berada.
Sujiva Living, rumah Bali modern / Somia Design Studio / Mario Wibowo
15. Rumah Bergaya IndustrialSama seperti namanya, gaya desain industrial terinspirasi dari sebuah industri atau pabrik. Dalam sejarah, bangunan industrial pertama kali didirikan pada tahun 1700 yang sangat fokus pada efisiensi dan keselamatan. Pertimbangan paling besar di era itu adalah kekuatan bangunan dari api serta biaya material yang murah.
Confettistyle
Maka dari itu, dinding bata ekspos, struktur pipa-pipa air dan udara di ceiling yang terlihat jelas, dan barang daur ulang adalah salah satu ciri gaya industrial yang dianggap efisien dari segi material. Di tahun 1700 pun, listrik sangatlah minim, sehingga dirancang jendela besar untuk menghadirkan cahaya alami. Setelah dilupakan atau ditinggalkan, gaya industrial pada pabrik dan gudang kini sangat diminati untuk tempat tinggal dan bisnis cafe.
Domino
Tapi sepopuler "industrial chic" hari ini, tren ini dimulai bertahun-tahun yang lalu. Pada akhir 1960-an dan 70-an, gaya industrial mulai hidup di New England dan Lower Manhattan, Amerika Serikat. Dari segi desain interior, tampilan Industrial chic tidak terlalu dingin atau terlalu hangat, namun seimbang. Elemen-elemen seperti batu bata, beton ekspos, logam, dan kayu reklamasi adalah material yang paling banyak digunakan.
Baca juga: 12 Daftar Pertanyaan untuk Arsitek saat Membangun Rumah
16. Arsitektur Rumah Rustic yang Dekat dengan Alam
Gaya desain rustic pertama kali hadir di negara perbatasan yang menggunakan rumah kabin dan pondok kayu. Handmade furniture, kursi antik, sofa kulit, serta meja kayu dan logam mengingatkan pada perumahan Eropa di abad ke-18.
Lara Vallés / El Mueble / Onekindesign
Arti kata rustic adalah pedesaan dalam Bahasa Indonesia. Namun karena istilah rumah rustic ini tenar dari Swiss, Jerman, dan Austria, maka gaya-gaya rumah rustic mengacu pada rumah di pedesaan di sana, yaitu kembali ke masa-masa awal ketika peradaban dan alam saling bergantung. Terinspirasi oleh alam dan berbentuk sederhana. Ciri khas utamanya memiliki ruang terbuka dan lapang dengan tiang-tiang besar dan balok kayu.
Gaya desain rustic menggunakan bahan-bahan sederhana seperti kayu mentah dan batu untuk membawa unsur-unsur alam terbuka ke dalam rumah. Komponen-komponen ini digunakan dalam furnitur dan aksesori, serta dalam desain struktural yang sebenarnya. Hampir jarang rumah bergaya rustic menggunakan wallpaper dan warna cat cerah, karena umumnya gaya ini menggunakan material alam yang bertekstur. Karena rumah bergaya rustic sangat memaksimalkan pemandangan luar sebagai panorama rumah, maka jendela besar banyak digunakan, sekaligus sebagai penerangan alami.
17. Kolaborasi Barat & Timur: Japandi
Kata Japandi merupakan gabungan dari Japan dan Scandinavia. Kedua kata tersebut dianggap sebagai leading trend dalam dunia arsitektur dan desain yang hingga kini masih populer di masyarakat modern. Tak sedikit pula yang tidak menyangka bahwa budaya dari barat dan timur yang diwakili oleh kedua kawasan tersebut justru memiliki kesamaan serta ide desain yang selaras.
Freepik
Desain Scandinavia kerap membawa mosi hygge dalam konsepnya yang berarti rumah sudah semestinya menjadi tempat berpulang dan sanctuary bagi pemiliknya dengan memberikan perasaan nyaman tiap kali mereka melangkah memasuki rumah. Sementara Jepang dikenal dengan istilah wabi-sabi yang mengedepankan pencarian keindahan dari hal yang kurang sempurna.
EN House / Dform
Kedua konsep ini pada dasarnya berangkat dari akar minimalis dan kenyamanan. Pada praktiknya rumah bergaya Japandi kerap hadir dalam kombinasi muted colors yang menampilkan warna lembut natural dari material yang diterapkan di hunian. Selain itu, desain tercerminkan dalam bentuk garis bersih dan jumlah furnitur yang minimalis karena tiap komponen hadir dengan intensional bukan hanya sekadar dekorasi.
Bellagio Mansion / Nimara Architects
18. Gaya Avant-Garde yang Mencuri Perhatian
Berasal dari bahasa Perancis, istilah Avant-Garde memiliki arti advance guard atau vanguard dan seringkali dikaitkan ke hal yang dianggap visioner serta lebih terdepan dari masanya. Lebih familiar diperbincangkan dalam konteks dunia seni, gaya avant-garde kerap menerima salah paham atau kurang diterima masyarakat dikarenakan hasil proses kreatifnya dinilai berbeda dari idealisme mainstream dimasanya.
Z-Line House oleh MSSM Associates / Fernando Gomulya
Dalam kritik Giovannini yang dikutip oleh Curbed, sang kritikus menduga avant-garde mulai masuk dalam desain mainstream seperti halnya karya Guggenheim Bilbao ciptaan Frank Gehry dan Heydar Aliyev Center karya mendingan Zaha Hadid walaupun memiliki wujud yang out-of-the box. Kehadiran karya arsitektur ini seakan menyebarkan pesan bahwa arsitek yang merancang dan pemerintah menerima ide mereka, liberasi ketimbang mengontrol sang geometri.
Z-Line House oleh MSSM Associates / Fernando Gomulya
Hadir dalam bentuk yang mencuri perhatian dan lebih sering muncul pada bangunan publik, avant-garde juga terlihat pada proyek residensial seperti halnya karya MSSM Associates, yaitu Z-Line House. Dalam hal rumah ini, bentuk rumah tercipta demi memaksimalkan potensi site dengan lahan bertingkat sembari memperhitungkan optimalisasi aliran air saat hujan deras yang kerap terjadi di area beriklim tropis.
Z-Line House oleh MSSM Associates / Fernando Gomulya
19. Googie: Gaya desain dengan asal nama yang kocak
Dimulai sejak tahun 1950-an dari kota Los Angeles, gaya googie lahir dengan tampilan warna yang cerah, kaya akan variasi material, bentuk yang unik, serta gaya desain signage yang over-the-top. Ini membuat gaya arsitektur beraura optimis, eksperimental, serta penuh semangat di antara rumah-rumah bergaya klasik Italia dan Art Deco.
Weststyle
Nama googie diciptakan oleh kritikus arsitektur Douglas Haskell yang tengah berkeliling di Los Angeles sembari meneliti cerita mengenai coffee shop baru bergaya heboh. Dalam perjalanannya ia melihat Googies, sebuah kafe di West Hollywood yang memiliki atap berwarna merah berani dan memutuskan tren unik ini dengan nama serupa dengan kafe.
Keunikan gaya Googie menginspirasi ARAT Arsitektur dalam menciptakan hunian yang mengadaptasi bentuk arsitektur dan interior yang melibatkan bentuk organik dan dinamis bernama Rumahlimo. Ini seperti halnya karya arsitek John Lautner yang menjadi panutannya begitu pula film Scarface (1983) ciptaan Tony Montana yang memancarkan miami vibes, vibrant color, dan futuristic. Diulas lengkap dalam CASA Indonesia Vol. 2/2020: Stay Sane, hunian ini menerapkan sejumlah motif hewan sebagai aksen eksotis yang kian menambah keunikan sang rumah.
The Elrod House oleh John Lautner / Daniella on Design
Chemosphere ciptaan John Lautner / Daniella on Design
Teks diupdate oleh Oktavia Putri (Agustus 2022)
Foto teaser: Dick Clark + Associates dan Vinson Radke Homes / Paul Bardagjy / Contemporist
-