Halte Transjakarta CSW atau Cakra Selaras Wahana yang berlokasi di Selong, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sudah mencuri perhatian masyarakat.
Ternyata halte ini memiliki analisa dan konsep yang mendalam. Yuk, kita simak apa saja analisa yang dipakai sampai menjadi desain yang sangat menarik.
Berawal dari permasalahan aksesibilitas 117 anak tangga yang menyulitkan pengguna transportasi umum apalagi untuk lansia dan kaum difabel. Halte ini diprediksi menjadi halte tertinggi di Indonesia yaitu 45 m dari permukaan laut dan 23 m dari permukaan jalan.
Tidak adanya integrasi yang baik antara moda trasnportasi pun menjadi permasalahan lainnya. Padahal, Halte Transjakarta CSW ini memberi konektivitas antara koridor 1, 13, MRT, dan koridor lainnya.
Baca juga : Ruang Kreatif Bernuansa Alam di Jakarta Barat
Maka dari itu, akhirnya pemerintah menyelenggarakan sayembara dan dimenangkan oleh Studio Lawang.
Studio Lawang mendapatkan pendekatan desain yang bermula dari sejarah urban Kota Jakarta yang memiliki konsep Garden City. Terlihat awal mulai desain, simpang CSW berbentuk lingkaran. Namun, seiring berjalannya waktu lingkaran tersebut hilang.
Studio Lawang menghadirkan konsep tersebut kembali dengan judul CWS yaitu Cakra Selaras Wahana yaitu lingkaran (cakra), penghubung yang setara (selaras), dan antar moda (wahana). Dengan demikian, simpang CSW yang dikenal sebagai interchange transportasi massal yang relevan dengan tata kota Kebayoran Baru masa kini dan yang akan datang.
Faktanya, desain ini tidak bertujuan sebagai sesuatu yang iconic sesuai dengan hierarki ruang kota. Tujuan utamanya adalah menciptakan integrasi yang nyaman antara pejalan kaki, pengguna transportasi non-motor, transportasi umum, dan transportasi pribadi.
Selain itu, halte ini berdeda dengan Halte Transjakarta lainnya karena mengakomodasi fasilitas seperti coworking space, area komersial, toilet difabel, dan musholla.